Petugas Bank Mandiri menunjukkan pecahan uang rupiah dan dollar Amerika Serikat di Jakarta, Jumat (18/3). Nilai tukar rupiah melanjutkan penguatannya dengan terapresiasi 0,27 persen atau 35 poin ke level Rp13.040 per dolar AS pada pembukaan perdagangan Jumat (18/3). ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/nz/16.

Jakarta, Aktual.com – Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta bergerak menguat 24 poin menjadi Rp13.100 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.124 per dolar AS.

Analis mengungkapkan nilai tukar rupiah terlihat masih mampu bergerak di area positif, sentimen pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia triwulan II yang lebih baik dibandingkan periode sebelumnya menjadi salah satu faktor penopang mata uang domestik.

“PDB Indonesia kembali berada di area 5 persen. Itu menjadi salah satu faktor yang menjaga rupiah,” ujar Kepala Riset NH Korindo Securities Reza Priyambada di Jakarta, Selasa (9/8).

Kendati demikian lanjut dia, dolar AS yang cenderung menguat terhadap mayoritas mata uang dunia dapat mempengaruhi laju rupiah ke depannya sehingga pergerakan mata uang domestik berpotensi terkonsolidasi.

Hal senada juga dikatakan ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta. Menurut dia, mata uang dolar AS yang cenderung menguat di pasar global dapat membatasi laju rupiah untuk bergerak lebih tinggi.

Di sisi lain, lanjut Rangga Cipta, pemangkasan anggaran serta realisasi amnesti pajak yang masih belum signifikan juga diperkirakan memberikan sedikit sentimen negatif di pasar keuangan Indonesia.

Ia mengatakan bahwa kebijakan mengenai 7 day repo rate yang akan diberlakukan pada 19 Agustus 2016 oleh Bank Indonesia akan menjadi fokus pasar, situasi itu diharapkan dapat mendorong penguatan rupiah lebih tinggi.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Eka