Personel TNI AL melakukan patroli di sekitar perairan Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jateng, Kamis (28/7). Menjelang pelaksanaan eksekusi mati tahap ke III, petugas gabungan dari TNI AL dan Polri melakukan pengamanan di sekitar wilayah perairan nusakambangan. ANTARA FOTO/Idhad Zakaria/pras/16.

Cilacap, Aktial.com – Petani ikan di Desa Kalijaran, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, mengantisipasi kemungkinan terjadinya banjir yang menggenangi kolam ketika musim hujan.

“Meskipun kolam-kolam milik anggota kelompok kami kecil kemungkinan terkena banjir, mereka tetap berupaya mengantisipasinya,” kata Ketua Kelompok Pembudidaya Ikan Mina Jaya Karno Hadi di Desa Kalijaran, Kecamatan Maos, Cilacap, Minggu (25/9).

Menurut dia, antisipasi tersebut dilakukan karena berdasarkan prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika musim hujan 2016-2017 masih dipengaruhi La Nina sehingga curah hujannya diprakirakan melebihi kondisi normal.

Bahkan, kata dia, banjir juga sempat menggenangi sejumlah kolam di desa tetangga beberapa waktu lalu yang banyak ikan gurami berukuran sedang hilang terbawa air.

“Antisipasi dilakukan dengan cara meninggikan tanggul kolam sekitar 30-50 centimeter dari tinggi air dalam kondisi normal,” katanya.

Dengan demikian, kata dia, air kolam diharapkan tidak meluap jika curah hujannya sangat tinggi sehingga berpotensi menyebabkan banjir.

Sekretaris Pokdakan “Mina Jaya” Nasir mengatakan antisipasi banjir tersebut banyak dilakukan oleh petani ikan yang kolamnya berada di lahan sawah.

“Kalau kolam yang berada di pekarangan biasanya sudah tinggi sehingga tidak ditinggikan lagi, ” katanya.

Lebih lanjut, dia mengatakan Pokdakan “Mina Jaya” beranggotakan 20 orang dengan luas kolam sekitar 2,5 hektare serta produksi ikan gurami pada tahun 2015 mencapai 24, 6 ton.

Menurut dia, kelompok tersebut membudidayakan ikan gurami dengan pangsa pasar Cilacap, Tasikmalaya, Jakarta, dan sejumlah kota lainnya.

“Kami sempat memasok gurami ke Bandung, namun sekarang dihentikan karena banyak pedagang yang nakal,” katanya.

Sebelumnya, Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi Kilimatologi dan Geofisika (BMKG) Cilacap Teguh Wardoyo mengimbau masyarakat mewaspadai peningkatan intensitas dan curah hujan pada musim hujan 2016-2017 yang diprakirakan mulai berlangsung Oktober 2016.

“Ini karena La Nina diprakirakan masih akan berlangsung hingga bulan Januari 2017 sehingga tidak menutup kemungkinan terjadi peningkatan curah hujan selama musim hujan. Dalam hal ini, curah hujannya diprakirakan di atas normal akibat pengaruh La Nina,” katanya.

Ia mengatakan berdasarkan pengamatan BMKG terhadap curah hujan selama musim kemarau 2016 di Cilacap tercatat sangat tinggi akibat pengaruh La Nina.

Dia mencontohkan curah hujan pada bulan Juli tercatat mencapai 754 milimeter, sedangkan dalam kondisi normal hanya 118 milimeter per bulan.

Sementara pada bulan Agustus, kata dia, mencapai 327 milimeter atau meningkat hampir tiga kali lipat dari kondisi normal yang sebesar 90 milimeter per bulan.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu