Jakarta, Aktual.com – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ketegasannya bahwa pemerintah tak main-main dengan sikap para mitra kerja yang justru tak menguntungkan pemerintah Indonesia.
Pernyataan Menkeu ini terkaut sikap JP Morgan Chase Bank yang melakukan risetnya tapi dianggap tak profesional. Padahal, JP Morgan sendiri adakah mitra pemerintah sebagai bank persepsi. Berdasar risetnya itu, Menkeu pun tegas memutus hubungan dengan JP Morgan mulai 1 Januari 2017 ini.
“Pada dasarnya, kita itu terus melakukan evaluasi dalam setiap kerja sama kita dengan senua stakholder. Dalam prinsip kerja sama kita selalu mengedepankan prinsip profesional dan akuntabilitas. Untuk itu mitra juga harus begitu,” cetus Menkeu di kantornya di Jakarta, Selasa (3/1).
Menurut dia, apa yang dilakukan oleh JP Morgan itu sebuah langkah yang tak profesional. “Apalagi bagi lembaga riset yang besar. Semakin besar maka memiliki tanggung jawab yang juga besar. Sehingga ketika mngeluarkan pendapat harus profesional,” cetus dia.
Pemerintah bukan anti kritik dari semua lembaga rating. Justru pihaknya tetap membutuhkan masukan dari luar, makanya pihaknya tetap melakukan reformasi birokrasi.
Bagi Menkeu, semua partner itu sudah mendapat privilege yang penting selama ini. Sehingga mestinya yang mereka lakukan itu harus ada dampak positifnya ke pemerintah Indonesia.
“Saya harap ini jd sinyal. Bahwa kita tegas. Dan kita juga memastikan bahwa negara ini diurus dengan baik, benar, dan sungguh-sungguh. Kami menjaga republik ini dengan profesional dan akuntabel,” cetusnya.
Hasil riset JP Morgan yang menbuat Menkeu berang disebut-sebut karena terkesan menyudutkan sistem keuangan nasional. Sehingga berdampak ke stabilitas sistem keuangan.
Seperti yang dikutip situs Barron’s Asia, rating surat utang negara berkemvang yang diriset JP Morgan telah menurunkan rating beberapa negara. Seperti Brazil dari Overweight ke Netral, Turki dari Netral ke Underweight, dan Indonesia dari Overweight ke Underweight. Penurunan rating Indonesia ini dianggap berlebihan karena kangsung anjlok dua peringkat.
Rating JP Morgan ini terkaut yield obligasi di AS pasca pemilu negara itu. Di mana imbal hasil obligasi 10 tahun bergerak dari 1,85 persen menjadi 2,15 persen. Hal ini berakibat, jata JP Morgan, obligasi di negara seperti Indibesia jadi kurang menarik.(Busthomi)
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid