Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut dua Basuki Tjahaja Purnama (kanan) dan Djarot Saiful Hidayat (kiri) berbincang sebelum dimulainya konferensi pers yang dipimpin Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri di Kebagusan, Jakarta, Rabu (15/2). Megawati Soekarnoputri menanggapi hasil hitungan cepat Pilkada serentak 2017 serta memberikan apresiasi kepada warga Jakarta yang telah memilih pasangan Ahok-Djarot dan meminta pendukung untuk tetap solid bila pilkada dilanjutkan ke putaran kedua. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A./aww/17.

Jakarta, Aktual.com – Konsep pembangunan infrastruktur yang diusung calon gunernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) akan menjadi program prioritasnya.

Padahal kebijakan ini disebut-sebut kontraproduktif. Selain bisa menciptakan kemacetan baru, juga kebijakan ini tak akan membantu pertumbuhan ekonomi, melainkan cuma untungkan mafia proyek saja.

“Saya lihat dari sisi program Ahok akan membangun enam tuas seperti jalan, underpass dan flyover. Itu justru akan menjadi sumber kemacetan baru bukan mau mengatasi masalah kemacetan,” tutur Ketua Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi, di Jakarta, Jumat (17/2).

Dia justru mempertanyakan, kalau tidak atasi masalahnya, kenapa masih dibangun proyek infrastruktur jalan di DKI ini.

“Makanya, saya menduga ini (pembangunan infrastruktur) hanya permasalahan soal proyek saja. Ada kekuatan tertentu yang diuntungkan dari banyaknya proyek itu,” tandas dia.

Proyek-proyek itu, kata dia, mungkin bisa diterima, seperti underpass atau flayover, namun yang berurusan dengan perlintasan rel kereta api.

“Bagi masyarakat yang juga sebagai konsumen, proyek-proyek itu sudah tak penting, kecuali yang berurusan dengan jalur rel kereta api,” ujarnya.

Soal pembangunan infrastruktur ruas jalan itu, kata dia, juga dibangun oleh pasangan Joko Widodo (Jokowi) – Ahok saat menjadi gubernur DKI. Padahal saat kampanye di tahun 2012 dulu, enam proyek ruas jalan itu tak disebutkan dalam kampanye mereka.

Justru menjadi program cagub dulu, Fauzi Bowo. Dan anehnya waktu itu, Jokowi-Ahok mentangnya. “Ini jadi lucu, komitmen awalnya tak membangun. Tapi begitu terpilih, malah dibangun. Sekarang juga menjadi program Ahok. Mestinya masyarakat bisa mengkritisi program itu,” tegas dia.

(Reporter: Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Eka