Jakarta, Aktual.com – Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada akhir pekan ini dibuka melemah 5,67 poin atau 0,10 persen menjadi 5.402,58 poin. penurunan tersebut akibat sentimen negatif dari bursa saham eksternal yang mayoritas menurun. Sementara itu kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak melemah 1,42 poin (0,16 persen) menjadi 896,70 poin.
“Terkoreksinya mayoritas bursa saham eksternal menjadi salah satu pemicu turunnya IHSG pada awal sesi perdagangan akhir pekan ini (2/3),” kata Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere di Jakarta, Jumat (3/3).
Menurut Nico Omer, untuk sementara ini katalis positif dari laba emiten domestik akan tereliminasikan oleh faktor eksternal. Laba perusahaan tahun 2016 diperkirakan membaik sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2016 yang relatif bagus dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng melemah 108,09 poin (0,46 persen) ke level 23.619,98, indeks Nikkei turun 27,22 poin (0,14 persen) ke level 19.537,58, dan Straits Times melemah 26,33 poin (0,84 persen) posisi 3.110,18.
Sedangkan nilai tukar rupiah juga ikut melemah empat poin menjadi Rp13.361, dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.357 per dolar AS.
“Nilai tukar rupiah relatif masih stabil seiring dengan pasar surat utang negara (SUN) yang terlihat menguat meski dibabayangi sentimen kenaikan inflasi domestik,” kata ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta.
Rangga Cipta menambahkan bahwa Bank Indonesia yang berkomitmen untuk menjaga kestabilan mata uang domestik ketika mayoritas kurs di kawasan Asia melemah terhadap dolar AS, membuat tekanan rupiah cenderung tertahan.
“Saat ini dolar AS cenderung menguat terhadap mata uang global seiring dengan semakin banyaknya pejabat The Fed yang menyerukan kenaikan suku bunga AS ditargetkan dalam waktu dekat,” katanya.
Ia menambakan bahwa sentimen mengenai klaim pengangguran di Amerika Serikat yang diumumkan menurun ke 223.000 dari 244.000 juga turut membantu dolar AS mengalami apresiasi.
Sementara itu,analis PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong menambahkan bahwa nilai tukar rupiah bergerak dalam kisaran sempit di tengah antisipasi investor terhadap kebijakan The Fed berkenaan suku bunga.
“Saat ini masih minim faktor yang mendorong rupiah untuk bergerak di area positif, sentimen pasar saat ini cenderung tertuju ke eksternal terutama dari AS,” kata Lukman Leong.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Eka