Batang, Aktual.com – Perseroan Terbatas (PT) Bhimasena Power Indonesia sebagai pengembang proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga uap Kabupaten Batang, Jawa Tengah, siap menghijaukan kawasan desa terdampak.
Presiden Direktur PT BPI Takashi Irie di Batang, Minggu (5/3), mengatakan bahwa BPI tetap mengamankan sekitar 6-7 hektare sebagai area terbuka hijau di sekitar kawasan desa terdampak.
“Hal ini sebagai bentuk ‘corporate social responsibility’ (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat agar di sekitar kawasan terdampak, seperti Ujungnegoro, Ponowareng, dan Karanggeneng tetap nyaman dan sejuk karena terjaga dengan adanya area terbuka hijau,” katanya.
Ia mengatakan pembangunan konstruksi PLTU berkapasitas 2 x 1.000 megawatt (MW) saat ini sedang terus berjalan dengan menyerap ribuan tenaga kerja lokal dari pelaksanaan pembangunan proyek PLTU.
“Hingga akhir Februari 2017, jumlah tenaga kerja yang terserap di proyek PLTU 1.831 orang per hari,” katanya.
Dia mengatakan 1.831 orang tersebut terdiri atas 1.776 tenaga kerja Indonesia (97 persen) dan 55 (3 persen) tenaga kerja asing.
“Kami memperkirakan puncak penyerapan tenaga kerja ini pada 2018. Kami akan membutuhkan sekitar 7.000 sampai 8.000 pekerja yang terserap dalam pembangunan PLTU,” katanya.
Terkait dengan teknologi, Takashi yang didampingi Direktur PT BPI, W. Adjinugroho itu, mengatakan PLTU Batang akan menggunakan teknologi canggih yang ramah lingkungan, yaitu ultra super critical (USC).
Dengan menggunakan teknologi itu, kata dia, efisiensi panas yang lebih tinggi oleh USC memungkinkan konsumsi batubara dan emisi C02 yang lebih rendah.
“PLTU Batang mencapai efisiensi 7 persen lebih tinggi dari PLTU subcritical, konsumsi batubara lebih rendah 517.000 ton, emisi CO2 lebih rendah 900.000-C02/tahun. Emisi polutan udara yang ada juga lebih rendah dengan menggunakan low nox burner, fabric filter, dan flue gas desulfurization,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan