Nilai tukar rupiah melemah. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (USD) pada perdagangan hari ini ternyata tak merespon positif rilis surplusnya neraca perdagangan Indonesia. Terbukti di sesi pembukaan rupiah menujukkan pelemahan.

Dikutip dari Bloomberg, rupiah dibuka di posisi Rp13.288 per USD atau melemah 2 poin dari penutupan kemarin di level Rp13.286. Bahkan pelemahan terus terjadi lebih dalam. Pada pukul 08.15 WIB, rupiah sampai ke level Rp13.300 atau melemah 12 poin dari posisi pembukaan.

Berdasarkan data yang diterbitkan BI pagi ini, kurs rupiah berada di angka Rp13.329 per dolar AS, terdepresiasi tipis 0,2% atau 3 poin dari posisi 13.326 kemarin. Pada saat yang sama, nilai tukar rupiah terpantau menguat 0,03% atau 4 poin ke Rp13.327 per dolar AS di pasar spot, setelah dibuka dengan penguatan hanya 0,01% atau 1 poin di Rp13.330.‎ AKTUAL/Munzir
Berdasarkan data yang diterbitkan BI pagi ini, kurs rupiah berada di angka Rp13.329 per dolar AS, terdepresiasi tipis 0,2% atau 3 poin dari posisi 13.326 kemarin. Pada saat yang sama, nilai tukar rupiah terpantau menguat 0,03% atau 4 poin ke Rp13.327 per dolar AS di pasar spot, setelah dibuka dengan penguatan hanya 0,01% atau 1 poin di Rp13.330.‎ AKTUAL/Munzir

Menurut analis pasar uang dari PT Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, kendati secara sentimen masih mendukung untuk terjadinya penguatan rupiah, terutama karena adanya rilis surplusnya neraca perdagangan Maret 2017. Namun ternyata, tak direspon positif pelaku pasar.

“Nyatanya, (saat pembukaa) kondisi dari rupiah kembali tertekan,” jelas Reza di Jakarta, Selasa (18/4).

Kemarin, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2017 mengalami surplus US$ 1,23 miliar. Surplus ini karena terjadi surplus di sektor non migas sebesar US$ 2,02 miliar, sekalipun neraca perdagangan sektor migas mengalami defisit sebesar US$ 0,78 miliar.

Reza menjelaskan, pelemahan rupiah ini justru di saat tren USD yang masih melemah terhadap mata uang dunia lain seperti Japan Yen (JPY) dimana permintaan akan aset-aset safe haven masih terjadi. Kondisi ini terlihat dari pergerakan JPY dan Gold yang masih cenderung meningkat.

“Laju Rupiah yang sebelumnya menguat, tampaknya berbalik melemah seiring sikap pelaku pasar tersebut. Apalagi kemudian, pergerakan rupiah ini juga terimbas pelemahan poundsterling (GBP) dan EUR,” papar dia.

Juga sentimen dari dalam negeri, kata Reza, adanya berita negatif dari hasil survey Bank Indonesia (BI) yang menyebutkan adanya penurunan permintaan kredit dari nasabah ke perbankan.

Kondisi pelemahan rupiah ini, kata Reza, akan kembali membuka peluang pelemahan lanjutan setelah sentimen positif dari data makroekonomi surplusnya neraca perdagangan tak direspon baik.

Reza pun memperkirakan, laju rupiah akan bergerak di level resisten di angka Rp13.238. Sedang level support-nya prediksi dia di kisaran Rp13.288, atau yang berarti sudah melewati level tersebut.

“Tetap waspadai potensi pelemahan lanjutan terutama setelah pergerakan JPY terus menunjukan penguatannya,” pungkas Reza.

(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid