Jakarta, Aktual.com – Ekonom INDEF, Bhima Yudhistira Adhinegara menyebut pertumbuhan ekonomi yang selama ini kerap dibanggakan pemerintah, ternyata faktanya tak berkualitas. Sehingga yang terjadi, pertumbuhan ekonomi itu masih tak mampu angkat kehidupan rakyat menjadi lebih baik.

Tahun lalu pertumbuhan ekonomi sebesar 5,02 persen,  di tahun ini pemerintah sendiri menargetkan pertumbuhan 5,1 persen. Namun diprediksi banyak pihak, pertumbuhan tahun ini pun akan kian berat, karena laju inflasi sendiri bisa sangat tinggi.

“Selama ini, pemerintah hanya bisa mengklaim kalau pertumbuhan sudah baik. Tapi faktanya, perekonomian kita dari sisi lapangan usaha maupun pengeluaran tak mencerminkan perbaikan. Ini menandakan pertumbuhan yang tak berkualitas,” papar Bhima, di Jakarta, ditulis Jumat (5/5).

Menurut dia, hal itu dilihat dari indikator sektor yang berkembang itu menyerap tenaga kerja besar atau tidak? Ternyata yang terjadi, sektor yang paling jadi unggulan seperti industri pengolahan hanya bertumbuh di bawah perekonomian nasional.

Juga sektor konstruksi yang selama ini dielu-elukan hanya bertumbuh sekitar 5%. “Sektor yang tumbuhnya tinggi dan dibanggakan pemerintah justru sektor jasa keuangan. Tapi sektor ini menyerap tenaga kerja yang tak terlalu besar. Ini jadi masalah lagi,” jelas dia.

Kondisi yang tak membaik juga, kata dia, terjadi di sektor pertanian yang masih lesu di saat harga komoditas turun dan kesejahteraan petani masih tak terjadi.

Kemudian, lanjut Bhima, dari sisi pengeluaran yang diandalkan menjadi pendorong pertumbuhan seperti konsumsi rumah tangga, yang sebelumnya berkontribusi hampir 60 persen terhadap PDB, sayangnya, saat ini masih melambat.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka