Gorontalo, Aktual.com – Menjelang lebaran ketupat setelah perayaan Idul Fitri 1438 Hijriah, harga daging sapi di Kota Gorontalo terpantau naik dari Rp110 ribu menjadi Rp120 ribu per kilogram.
Salah seorang pemilik rumah potong hewan di Kota Gorontalo, Nurain Tamponang, Jumat mengatakan, kenaikan harga daging tersebut dipicu oleh naiknya harga sapi di pasar-pasar ternak setelah Idul Fitri.
“Harga sapi baru saja naik, sehingga mau tak mau kami juga menaikkan harga daging sebesar sepuluh ribu rupiah. Kami berharap kondisi ini tidak mengurangi daya beli pelanggan,” ujarnya di Gorontalo.
Menurutnya, permintaan daging cenderung meningkat menjelang lebaran ketupat yang akan digelar pada akhir pekan ini, karena menu khas yang disajikan masyarakat setempat terbiasa menggunakan bahan daging sapi.
Dalam sehari, rumah potong milik Nurain bisa menjual sekitar 100 kilogram daging sapi atau setara dua ekor sapi untuk memasok kebutuhan masyarakat dan juga sejumlah rumah makan serta usaha catering.
Nurain mengatakan, permintaan konsumen individu tetap dilayani selama stok daging masih tersedia.
Ia mengaku selama lima tahun membuka usaha rumah potong, selalu membeli sapi dari para peternak lokal, dan tidak tertarik mendatangkan ternak dari daerah lain.
“Lebih aman memotong sapi lokal. Kami beli dengan cara berburu dari satu pasar ke pasar lain agar mendapatkan ternak dengan kondisi layak dan sehat untuk dikonsumsi,” tambahnya.
Sementara itu, warga di Kabupaten Gorontalo mulai mempersiapkan sejumlah menu khas lebaran ketupat seperti nasi bulu, ketupat, dan dodol.
“Untuk lauk kami biasanya menyajikan kuah bugis daging sapi, kuah kaledo, atau sate karena cocok dimakan dengan menu-menu tersebut,” kata salah seorang warga Kecamatan Limehe Barat, Warni Taha.
Meski harga daging naik, kata dia, warga tetap akan menggunakan daging dalam menunya karena hal itu telah menjadi tradisi yang dilakukan selama bertahun-tahun.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Arbie Marwan