Rizal Ramli: Kebijakan redenomisasi tak ada manfaat dan rugikan masyarakat. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Keterpurukan ekonomi nasional semakin mencemaskan, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal kedua 2017 hanya 5,01 persen secara year on year. Angka ini lebih rendah dari estimasi sebesar 5,08 persen.

Karena itu Ekonom nasional mengatakan perlunya kinerja sigap dari pemerintah untuk menangani kelesuan ini agar kebijakan fiskal menjadi longgar dan pertumbuhan ekonomi sesui dengan target.

“Perlu dilakukan teknik debt swap, restrukturisasi utang, revaluasi aset, sekuritisasi aset, dan pelonggaran fiskal, pajak, dan moneter,” sarannya yang ditulis Rabu (9/8).

Dia menunjukkan bukti efektif strategi itu bisa dilihat pada era Presiden Gus Dur yang berhasil membalik ekonomi mejadi semakin positif dan mampu mengurangi beban hutang.

“Pemerintahan Gus Dur mampu mengurangi utang USD 4,15 miliar untuk mengangkat perekonomian dari minus 4,5 persen ke positif 4 persen,” ujarnya

Dia memaparkan; ketika skema debt swap digunakan pada masa Gus Dur, pemerintah Indonesia mendapatkan pengurangan utang dari Eropa setelah berkomitmen untuk melakukan konservasi hutan di Indonesia.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby