Badan Pusat Staitistik (BPS) mencatat, Indeks Harga Konsumen (IHK) di Agustus 2017 sebesar 129,9. Angka ini sama saja mengalami deflasi sebesar 0,07 persen. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Analis Ekonomi Abdulrachim Kresno menilai Menteri Keuangan Sri Mulyani masih kebingungan dan belum menemukan cara untuk membawa Indonesia keluar dari keterpurukan ekonomi.

Hal ini bisa terlihat saat acara dikusi dengan tema ‘Indonesia Economic Quaterly , Closing The Gap’ pada Selasa (3/10). Dalam diskusi itu mengesankan bahwa Sri Mulyani secara tidak langsung meminta saran dan konsep dari Bank Dunia sebagai lawan diskusinya.

Diskusi mulai panas ketika Bank Dunia menyampaikan hasil studinya tentang pertumbuhan riil konsumsi non pemerintah (private consumption) di Triwulan II 2017 di level 5 persen, sama dengan triwulan sebelumnya. Perlambatan konsumsi tersebut dianggap sebagai pemberat pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Yang menjadi janggal kata Abdulrachim, Sri Mulyani mengatakan bahwa studi Bank Dunia tersebut kurang mendalam, dan bahkan Sri Mulyani minta dijelaskan tentang penyebabnya pattern of consumption nya dan bagaimana respons kebijakannya. Lebih jauh lagi Sri Mulyani meminta contoh-contoh tentang keberhasilan negara-negara yang lebih maju untuk menyelesaikan permasalahan Indonesia ini.

“Mengapa pernyataan pernyataan Sri Mulyani ini janggal? Karena semua yang dipertanyakan itu seharusnya dapat dijawab sendiri oleh Sri Mulyani beserta puluhan staf di Kementerian Keuangan yang menengah maupun yang senior yang merupakan lulusan S2 dan S3 dari dalam dan luar negeri, dari sekolah-sekolah yang terbaik dan mempuyai pengalaman cukup,” ujar dia, Rabu (11/10).

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Wisnu