Jakarta, Aktual.com – Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) mendorong PT Vivo Energy Indonesia untuk menjalankan program pemerintah yaitu Bahan Bakar Minyak (BBM) Satu Harga pada daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar).
Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Saryono Hadiwidjoyo mengatakan BPH Migas sebagai lembaga pengatur dan pengawasan distribusi BBM juga mengusahakan BBM Satu Harga. Nantinya, kata dia, akan disampaikan kepada pemerintah untuk diajukan di titik-titik mana.
“Nah kalau pihak VIVO itu juga berkeinginan, dan itu kan dimana, Pertamina juga sedikit mengalami kesulitan kalau dari pemerintah kan welcome,” ujar Saryono di kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (3/11).
Lebih lanjut dia mengemukakan, program BBM Satu Harga untuk tahun 2017 masih dijalankan oleh perusahaan plat merah yaitu PT Pertamina. Namun, untuk 2018 pihaknya akan memberikan peran secara detail dan dibuat skala prioritas bagi perusahaan swasta ikut dalam program BBM Satu Harga.
“Kalau VIVO mau masuk bisa lapor ke Kementerian ESDM, tidak hanya Pertamina dan AKR. Tinggal kami yang melakukan pemantauan dan pengawasan,” terangnya.
Dikatakannya, pihaknya nanti akan memetakan berdasarkan skala prioritas. “Kita lihat tingkat kesulitan dan tingkat prioritas, geografi, jumlah masyarakat itu yang dilayani dan kalau BBM Satu Harga ini kan pompanya itu kan pasti tidak standar, karena volumenya kecil karena penduduk kecil jangkauannya geografinya sulit, marginnya pun akan beda,” pungkasnya.
Untuk diketahui, Vivo Energy Indonesia telah meresmikan pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Vivo untuk Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis bensin (RON 89, 90, dan 92).
Berikut harga BBM di SPBU Pertamina dan SPBU Vivo
Pertamina
Premium Rp6.450 per liter
Pertalite Rp7.500 per liter
Pertamax Rp8.250 per liter
Vivo
Revvo 89 Rp6.100 per liter
Revvo 90 Rp7.500 per liter
Revvo 92 Rp8.250 per liter.
(Reporter: Dadangsah Dapunta)
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Eka