Jakarta, Aktual.com – Setelah anjlok di posisi Rp 13.609 per dollar AS pada 27 Oktober lalu, nilai tukar rupiah secara perlahan menunjukkan tren positif dalam sepekan. Pada penutupan pekan lalu, nilai tukar rupiah menguat 54 poin ke posisi Rp 13.498 per dollar AS.
Meskipun demikian, hal ini diprediksi hanya berlangsung sementara saja. Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics, Hendri Saparini menyebut bahwa pengendalian nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, akan semakin sulit pada tahun depan. Sulitnya pengendalian rupiah akan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal.
“Akan lebih sulit lagi, faktor eksternal akan lebih bergairah, perubahan-perubahan akan lebih besar,” ungkapnya ketika dihubungi Aktual, Senin (6/11).
Selain itu, Hendri juga menyebut adanya faktor politik yang akan sangat mempengaruhi nilai tukar rupiah pada tahun depan. Sebagaimana diketahui, pada 2018 nanti akan diadakan Pilkada serentak yang dilaksanakan di 171 daerah di seluruh Indonesia.
“Dan kita akan menghadapi tahun politik yang lebih cepat. Semestinya 2019, tapi 2018 itu sudah mulai tahun politik,” jelas perempuan berkerudung ini.
Oleh karenanya, ia pun berpesan agar pemerintah dan Bank Indonesia lebih terfokus untuk menjaga nilai tukar rupiah agar tidak terperosok lebih dalam lagi pada tahun depan.
“Jadi pengelolaan nilai tukar menjadi perlu sangat hati-hati,” pungkasnya.
(Reporter: Teuku Wildan)
Artikel ini ditulis oleh:
Teuku Wildan
Eka