Jakarta, Aktual.com – Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arcandra Tahar menegaskan jika Indonesia tetap pada posisi membekukan keanggotaannya di Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC/ Organization of the Petroleum Exporting Countries).
Kendatipun perlu diingat, atas bujukan Menteri Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA), Kemeterian ESDM telah mengirim surat permohonan aktivasi kepada OPEC sejak 24 Mei dengan persyaratan tidak ada pemotongan produksi bagi Indonesia.
“Kita tetap deep freeze. Belum ada rencana, masih status seperti ada apanya sekarang,” kata Arcandra di Jakarta, ditulis Rabu (6/12).
Namun sayang Arcandra tidak membeberkan alasannya, dia hanya menepis bahwa sikap pembekuan itu bukan atas dasar tuntutan penurunan produksi.
“Oh nggak (terkait produksi), ada beberapa alasan yang jelas tetap. Keputusan tetap deep freeze,” tegas dia.
Perlu dipahami, Perjalanan Indonesia dalam sejarah OPEC mengalami pasang surut. Indonesia menjadi satu-satunya anggota OPEC dari Asia selama hampir 50 tahun sebelum keluar dari grup itu pada awal 2009 ketika harga minyak mencapai rekor tertinggi.
Selain itu, meningkatnya permintaan domestik serta menurunnya kemampuan produksi malah menjadikan Indonesia sebagai importir minyak.
Lalu pada awal 2016 Indonesia bergabung kembali di OPEC dengan alasan untuk medapat harga crude murah yang bisa secara langsung impor dari negara produksi sesama anggota OPEC.
Lalu kemudian pada akhir 2016 Indonesia membekukan keanggotaannya karena menolak keputusan OPEC untuk mengurangi produksi negara anggota agar mengangkat harga minyak dunia.
Pewarta : Dadangsah Dapunta
Artikel ini ditulis oleh:
Bawaan Situs