Jakarta, Aktual.com-Pertahun 2018, pembayaran transaksi perdagangan bilateral antara Indonesia, Malaysia dan Thailand tak lagi memakai Dolar AS. Lantaran di hari ini Senin (11/12) Bank Indonesia (BI), Bank Negara Malaysia (BNM) dan Bank of Thailand melaunching Local Currency Settlement Framework.
Menurut Kepala Departemen Pendalaman Pasar Keuangan BI Nanang Hendarsah peluncuran LCS ini sebagai upaya untuk memfasilitasi negara yang menjadi mitra dagang.
“LCS ini karena didorong oleh kebutuhan ketiga negara sangat tinggi, sehingga dibutuhkan cara untuk mengurangi dolar AS sebagai mata uang utama dalam perdagangan internasional,” jelas Nanang di Gedung BI, Jakarta, Senin (11/12).
Adapun skala perdagangan ekspor dan impor ketiga negara kata Nanang terus mengalami peningkatan, dengan mengurangi ketergantungan ketiga negara terhadap Dolar AS akan mengurangi kerentanan ketiga negara terhadap shock eksternal, diversifikasi eksposur mata uang.
“Kemudian juga bisa mengurangi biaya transaksi karena keharusan mengonversi ke dolar AS dan pengembangan pasar mata uang regional,” jelas Nanang.
Perdagangan antara Indonesia dengan Thailand, selama 3 tahun terakhir, kata Nanang rata-rata impor Indonesia dari Thailand US$ 10 miliar atau dengan pangsa 5,7% dari keseluruhan impor dari mitra dagang. Sedangkan ekspor ke Thailand rata-rata US$ 5,9 miliar atau 3,4% dari total ekspor ke mitra dagangan Indonesia.
Sementara Indonesia dengan Malaysia lanjut dia rata-rata nilai impor dalam tiga tahun terakhir adalah US$ 11,5 miliar atau 6,6% dari keseluruhan impor. Sedangkan ekspor Indonesia dalam tiga tahun terakhir rata-rata US$ 9.6 miliar atau 5,5% dari total ekspor.
Untuk penggunaan mata uang dalam ekspor impor, penggunaan Baht dalam impor dari Thailand hanya US$ 0.28 miliar atau 0,2% dari keseluruhan pembayaran impor. Begitu juga dengan pemakaian Malaysian Ringgit hanya US$ 0,44 miliar atau 0,3% keseluruhan pembayaran impor.
Adapun total, pembayaran Impor Indonesia dari keseluruhan negara mitra dagang 76,3% dalam Dolar AS. “Bila pembayaran impor ke Malaysia dan Thailand menggunakan mata uang lokal masing-masing, setidaknya diharapkan akan turut mengurangi permintaan terhadap Dolar AS di dalam negeri,” tukas dia.
Artikel ini ditulis oleh:
Bawaan Situs