Jakarta, Aktual.com – Realisasi investasi sektor Direktorat Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM pada tahun ini tidak mencapai target, disinyalir karena ada keraguan bagi investor atas regulasi yang ada.
Direktur Jenderal EBTKE, Rida Mulyana mengungkapkan; pada tahun ini investasi yang mampu ditarik hanya sebesar Rp17,66 Triliun, sedangkan target yang dipatok sebelumnya sebesar Rp21,06 Triliun.
Jika dibandingkan dengan realisasi pada tahun sebelumnya yang mencapai Rp21,25 Triliun, maka terdapat selisih sekitar Rp4 Triliun.
“Sepertinya para investor wait and see, mereka masih mempermasalahkan Permen ESDM 50 Tahun 2017,” kata Rida di Jakarta, ditulis Kamis (28/12).
Menurut Rida, di antara keluhan yang ia terima atas Permen itu yakni; paran investor masih keberatan dengan skema tarif yang mengacu 85 persen pada biaya pokok produksi daerah.
Kemudian investor juga keberatan dengan sistem build operate and transfer (BOT), sehingga para investor meminta revisi Permen tersebut.
“Masalah tarif dan mereka juga mempertanyakan sistem BOT,” kata Rida.
Selain itu, para General Manajemen PLN di darerah-daerah juga terkadang memiliki keraguan dalam menyepakati harga beli, karena setiap lokasi pembangkit memiliki tantangan yang beragam dan tidak menentu.
Dadangsah Dapunta