Wakil Presiden Jusuf Kalla (tengah), Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (kedua kiri) dan kader Partai Golkar saat acara penutupan Munaslub Partai Golkar di Jakarta, Rabu (20/12/2017) malam. Munaslub Partai Golkar bertema Menuju Golkar Bersih Golkar Bangkit untuk Indonesia Sejahtera tersebut memutuskan Airlangga Hartarto sebagai ketum Partai Golkar yang dihadiri kader Partai Golkar se Indonesia. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA, mengungkap hasil surveinya tentang tingkat elektabilitas partai politik di tanah air. Survei ini merupakan survei pertama yang dilakukan oleh sebuah lembaga survei setelah adanya dinamika elektabilitas partai politik jelang penghujung 2017 lalu.

Peneliti LSI Denny JA, Rully Akbar mengatakan, ‎menyatakan bahwa elektabilitas telah melonjak usai dipimpin oleh Airlangga Hartarto pada Desember tahun lalu.

“Sosok Airlangga selaku ketua umum baru memberi harapan baru bagi partai Golkar. Airlangga yang dikesankan bersih berintegritas membangun kembali kredibilitas partai yang sebelumnya diterpa isu negatif,” kata Rully saat merilis hasil surveinya di Kantor LSI, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (24/1).

Pasca ditetapkannya kembali eks Ketua Umum Golkar, Setya Novanto sebagai tersangka kasus pada Oktober 2017 lalu, beberapa lembaga survei menyebutkan adanya fluktuasi dalam tingkat elektabilitas tiga parpol yang menempati teratas dalam Pemilu 2014, yaitu PDI Perjuangan, Golkar dan Gerindra.

Golkar yang menempati posisi kedua dalam Pemilu 2014 disebut berbagai lembaga survei telah tergeser oleh Gerindra pada akhir tahun lalu.

Namun berdasar survei LSI Denny JA, partai berlambang pohon beringin ini justru mencuat menjadi 15,5%, lebih tinggi elektabilitasnya jika dibanding perolehan Pemilu 2014 yang hanya 14,75%.

Ini adalah kali pertama perolehan suara partai berlogo pohon beringin melebihi angka di 2014.

Sebaliknya, elektabilitas PDI Perjuangan justru disebut Rully terus mengalami tren penurunan, meskipun masih di atas perolehan Pemilu 2014.

Terkait menurunnya tren elektabilitas PDI Perjuangan dalam beberapa bulan terakhir, Rully menyebut salah satu faktornya karena ‎para pemilih yang sebelumnya mendukung PDI Perjuangan kini telah ‘kembali’ ke pelukan Golkar.

Hal itu karena adanya kesamaaan karakteristik pemilih dari kedua partai politik tersebut.

“Migrasi pemilih antara PDI Perjuangan dan Golkar bisa terjadi karena kedua partai ini memiliki platform yang sama yakni nasionalis dan memiliki basis dukungan yang sama, yakni pemilih dari kalangan wong cilik,” jelasnya.

Diketahui, perolehan suara PDI Perjuangan ‎di Pemilu 2014 yakni 18,95%, sedangkan elektabilitas PDI Perjuangan dalam survei terbaru LSI sebesar 22,2%. Adapun perolehan suara Golkar di 2014 sebesar 14,75% sedangkan saat ini elektabilitas Golkar sebesar 15,5%.

Survei ini dilakukan pada 7-14 Januari 2018 dengan melibatkan 1200 responden yang dipilih berdasarkan multi stage random sampling. Wawancara tatap muka dilakukan serentak di 34 provinsi. Survei dilengkapi dengan riset kualitatif seperti FGD, Media Analisis, dan depth interview narasumber. Margin of error sekitar 2,9%.

Teuku Wildan A.