Jakarta, Aktual.com – Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau berupaya meredam konflik dan upaya balas dendam warga pasca penyerangan harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) hingga menyebabkan seorang warga di Kabupaten Indragiri Hilir hingga meninggal.
“Tim gabungan saat ini masih di TKP (tempat kejadian perkara) berupaya meredam gejolak masyarakat,” kata Kepala Bidang Wilayah I BBKSDA Riau, Mulyo Hutomo, di Pekanbaru, Minggu (11/3).
Tim gabungan terdiri dari unsur TNI, Polri dan pegiat satwa dilindungi tersebut, kata dia, berusaha meyakinkan warga agar penanganan harimau yang menerkam Yusri Efendi (34) hingga meninggal, Sabtu malam tadi (10/3), dipercayakan kepada petugas.
Secara umum, dia mengatakan situasi jauh lebih kondusif dibanding sesaat pasca kejadian Sabtu malam tadi. Ia mengatakan, tim sudah bisa berbaur dengan masyarakat.
“Jadi target utama kita bagaimana caranya menenangkan masyarakat agar tidak terjadi amar berlebihan,” tuturnya.
Sementara berupaya meredam konflik ditengah-tengah masyarakat, ia mengatakan tim juga sedang berusaha mencari solusi secara menyeluruh, tidak sekedar reaktif pascakejadian tersebut.
Yusri Efendi, seorang buruh bangunan di Dusun Sinar Danau, Desa Tanjung Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir meregang nyawa setelah diserang seekor harimau sumatera pada Sabtu malam sekitar pukul 19.00 WIB.
Kejadian tersebut berawal saat korban bersama tiga orang rekannya masing-masing Rusli (41) Indra (26) dan Syahran (41) sedang mengerjakan bangunan rumah walet. Korban dan warga merupakan pendatang asal Desa Pulau Muda Kecamatan Teluk Meranti Kabupaten Pelalawan, Menjelang sore, sekira pukul 16.30 WIB, mereka melihat seekor harimau berkeliaran tepat di bawah bangunan yang sedang mereka kerjakan. Melihat pemandangan itu, ketiga pekerja itu memilih bertahan di atas bangunan hingga dua jam.
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby