Al Khobar, Aktual.com – Para pemimpin negara-negara anggota Liga Arab, mengakhiri KTT ke-29 mereka, Minggu (15/4), dengan mengeluarkan Deklarasi Dhahran yang memuat penolakan pada campur-tangan Iran dalam urusan dalam negeri negara-negara Arab.
“Iran juga dituntut untuk menarik milisi-milisi dan elemen-elemen bersenjata yang didukungnya dari semua negara Arab, khususnya Suriah dan Yaman,” demikian isi Deklarasi Dhahran, Senin (16/4).
Dalam KTT yang dipimpin Salman bin Abdulaziz Al Saud itu, para pemimpin Liga Arab dalam deklarasinya juga mengutuk upaya agresif Iran mengganggu stabilitas keamanan dengan mendukung dan mempersenjata milisi-milisi teroris di sejumlah negara Arab.
Tindakan Teheran itu dipandang para pemimpin dan ketua delegasi Liga Arab yang hadir sebagai “melanggar prinsip-prinsip bertetangga yang baik, aturan hubungan antarbangsa, prinsip-prinsip hukum internasional, dan Piagam PBB.” Dalam bagian lain Deklarasi Dhahran tersebut, Liga Arab juga mengutuk keras serangan 119 misil balistik milisi Houthi yang didukung Iran terhadap kota-kota di Arab Saudi, termasuk Mekkah dan Riyadh.
Para pemimpin organisasi yang dibentuk di Mesir pada 1945 ini meminta masyarakat internasional untuk memperketat sanksi terhadap Iran dan kelompok milisi yang didukungnya.
Masyarakat international juga diminta untuk menghentikan Iran dari memberi dukungan terhadap apa yang disebut Liga Arab sebagai kelompok-kelompok teroris maupun pasokan misil balistik buatannya ke milisi Houthi dan mengikat Iran dengan Resolusi PBB No.2216.
Para pemimpin dan ketua delegasi KTT ke-29 Liga Arab pun mendukung semua langkah Koalisi Arab untuk menyokong legitimasi di Yaman guna mengakhiri krisis di negara itu.
Dasar rujukan Liga Arab untuk mengakhiri krisis Yaman adalah Inisiatif Teluk, mekanisme eksekutifnya, hasil Konferensi Dialog Nasional, dan Resolusi Dewan Keamanan PBB No.2216, serta memastikan kemerdekaan Yaman dan persatuannya, dan melindungi keamanan dan negara-negara tetangga Yaman.
Tentang masalah yang dihadapi Bahrain, para pemimpin Liga Arab yang hadir menegaskan dukungannya pada semua upaya negara itu melindungi keamanan dan kemampuannya merespons campur tangan asing.
Konferensi tingkat tinggi yang berlangsung di aula gedung “King Abdulaziz Center for World Culture” Dhahran itu antara lain dihadiri Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Presiden Tunisia Beji Caid Essebsi, dan Presiden Komoros Azali Assoumani.
Kemudian Presiden Irak Mohammed Fuad Masum, Presiden Yaman Abdrabbuh Mansur Hadi, Presiden Dewan Presiden Pemerintahan Koalisi Nasional Libya Fayez Mustafa Al-Sarraj, Presiden Lebanon Michel Aoun, serta pemimpin Yordania, Kuwait, Bahrain, dan Moroko.
Liga Arab yang didirikan di Kairo pada 1945 oleh Mesir, Arab Saudi, Irak, Lebanon, Suriah, Yordania, dan Yaman itu kini beranggotakan 22 negara. Lima belas negara anggota lainnya adalah Libya, Sudan, Maroko, Tunisia, Kuwait, Al Jazair, Uni Emirat Arab, Bahrain, Qatar, Oman, Mauritania, Somalia, Palestina, Djibaouti, dan Komoro.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh: