Yogyakarta, Aktual.com – Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi menyatakan relatif tidak ada perubahan morfologi di kawah Gunung Merapi meski mengalami kembali letusan freatik, Rabu pukul 03.31 WIB, atau letusan freatik keenam selama Mei.

“Dari pengamatan visual, relatif tidak ada perubahan morfologi di kawah Merapi,” kata Kepala Seksi Gunung Merapi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santosa di Yogyakarta, Rabu (23/5).

Meskipun demikian, pada letusan freatik keenam yang terjadi menjelang subuh tersebut, memiliki magnitudo yang cukup besar. Letusan tersebut terjadi selama 4 menit dengan ketinggian kolom sekitar 2.000 meter dari puncak dengan arah letusan ke barat daya.

Akibatnya, masyarakat yang berada di Kabupetan Magelang, khususnya di wilayah yang masuk Kawasan Rawan Bencana II dan III, mengalami hujan abu, seperti di Desa Keningar, Sumber, Dukun, dan Kalibening.

Meskipun letusan freatik tergolong sebagai letusan yang tidak berbahaya, kata Agus, masyarakat tetap diminta waspada dan tidak beraktivitas pada radius 3 kilometer dari puncak. Saat beraktivitas di luar ruangan, juga diminta mengenakan alat pelindung diri, seperti masker dan kacamata, untuk mengantisipasi dampak dari abu vulkanis terhadap kesehatan.