Garut, Aktual.com – Atlet pencak silat yang meraih medali emas pada Asian Games 2018 Pramudyta Yuristya asal Kabupaten Garut, Jawa Barat, sempat dilarang orang tuanya untuk berlatih olahraga yang disukainya itu, karena seringkali mengganggu sekolahnya di semester akhir Universitas Garut, tetapi larangan tersebut diabaikan hingga akhirnya berhasil menjadi juara.
Hal ini diungkapkan ayahanda dari Pramudyta, Dani Kurnia usai menyambut kedatangan enam atlet silat peraih medali emas Asian Games 2018 di Pendopo Garut, Senin (3/9).
“Sekarang dia membuktikannya, dulu waktu disuruh berhenti (latihan), dia enggak mau, tetap saja latihan,” kata Dani.
Pramudyta merupakan salah satu dari enam atlet silat asal Kabupaten Garut yang semuanya berhasil meraih medali emas di Asian Games 2018 di Jakarta.
Putri dari pasangan Nuryani dan Dani itu akhirnya berhasil meraih medali emas dan menjadi kebanggaan bangsa Indonesia khususnya Kabupaten Garut.
“Alhamdulillah bisa mengharumkan nama bangsa,” kata Dani.
Kedatangan para atlet tersebut disambut meriah mulai dari perbatasan Garut-Bandung kemudian menyusuri ruas jalanan kota hingga akhirnya diterima Bupati Garut Rudy Gunawan di Babancong, Pendopo Garut.
Orang tua Pramudtya sempat meneteskan air mata ketika anaknya membawa medali emas Asian Games yang diarak dan disambut antusias warga Garut sepanjang jalan.
Dani mengungkapkan syukur anaknya yang sudah menekuni olahraga pencak silat sejak kelas 5 SD itu akhirnya membuahkan hasil dan menjadi kebanggaan bangsa dan negara.
Selain itu, lanjut dia, bonus yang didapat anaknya sebesar Rp750 juta diharapkan dapat bermanfaat bagi masa depannya.
“Pemerintah juga telah menjanjikan akan mengangkat peraih medali menjadi PNS,” katanya.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh:
Teuku Wildan