Sri Mulyani: Rupiah Tembus 14.600 per Dolar AS Imbas dari Krisis Turki: Karyawan PT Ayu Masagung menghitung pecahan 100 dolar AS di Jakarta, Senin (13/8). Nilai tukar rupiah kembali merosot tajam hingga level 14.600 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin pekan ini. Sri Mulyani menyebutkan Tekanan terhadap rupiah disebut sebagai imbas dari krisis keuangan yang dialami oleh Turki. PATRARIZKI SYAHPUTRA/RM

Jakarta, Aktual.com – Pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat (14/9) pagi, bergerak melemah sebesar delapan poin menjadi Rp14.800 dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.792 per dolar AS.

Research Analyst FXTM, Lukman Otunuga di Jakarta, mengatakan bahwa bank sentral Amerika Serikat (The Fed) diperkirakan meningkatkan suku bunganya pada September ini sehingga menahan pergerakan rupiah.

“Sentimen itu masih membebani pasar negara berkembang, sehingga rupiah masih rentan melemah,” katanya.

Kendati demikian, lanjut dia, pelemahan rupiah relatif terbatas karena optimisme pelaku pasar terhadap membaiknya hubungan Amerika Serikat dan Tiongkok setelah ada pengajuan negosiasi dagang baru oleh AS.

“Wacana ini secara umum adalah langkah positif karena kedua belah pihak bersedia untuk mengurangi ketegangan antara dua ekonomi terbesar dunia,” katanya.

Ekonom Samuel Aset Manajemen, Lana Soellistianingsih di Jakarta, mengatakan mata uang kuat di kawasan Asia kompak melemah terhadap dolar AS pagi ini sehingga menjadi sentimen negatif bagi rupiah.

“Kendati demikian, Bank Indonesia masih akan berjaga-jaga di pasar menjaga rupiah. Kalaupun melemah kemungkinan bergerak di kisaran sempit,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid