Jakarta, Aktual.com – Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan pihaknya akan fokus pada dampak dan manfaat Annual Meeting IMF-World Bank. Efek yang bisa dilihat seperti pembangunan infrastruktur, serta tamu 189 negara dengan 19.800 peserta. Terdiri dari 5.050 peserta delegasi dan 14.750 non delegasi. Diperkiraan satu wisman mengeluarkan USD150 diluar akomodasi dan travel.
(Baca: Annual Meeting IMF-World Bank, Untung apa Buntung? )
Pakar ekonomi Ichsanudin Noorsy mengungkapkan bahwa banyak ekonom, politisi bahkan penganut pasar bebas tidak memperhatikan sepak terjang IMF di berbagai negara. Ketika AM IMF-World Bank digelar di Praha, IMF berhadapan dengan demo yang anarkis. Bahkan IMF menyebut pendemo tersebut sebagai ‘balecraft wearing anarkis’ karena demonstrasi itu menggunakan tutup kepala, leher dan menghajar habis-habisan.
“Dalam kerangka internasional, IMF merupakan bagian dari tiga aliansi busuk (IMF, WB, dan ADB). Tiga aliansi busuk itu sesungguhnya sudah terjadi di Indonesia. Saya satu-satunya yang menyatakan kehadiran IMF pada 97-98 mengakibatkan Indonesia kehilangan satu generasi,” ujar Ichsanuddin Noorsy dalam sebuah diskusi di Jakarta.
Dirinya merupakan salah satu WNI yang menggugat IMF di tribun internasional. Gugatan tersebut ditolak, namun gugatan tersebut akhirnya terbukti, dan IMF mengaku salah. Meskipun mengaku salah, IMF tetap pada posisi baik-bak saja. tapi harkat martabat Indonesia turun habis-habisan, aset perekonomian beralih ke tangan luar, dan kualitas masyarakat Indonesia makin hari makin berantakan.
“Kalau ketua serikat pekerja bicara terkait dampak fleksibel market terhadap kaum buruh, sesungguhya itu lebih gila lagi, karena yang dibunuh adalah petani. Pekerja dan petani itu dibunuh secara halus,” tegasnya.
Saat ini petani tidak punya harapan dan pendapatan hidup yang cukup. sedangkan dalam era globalisasi petani akan berhadapan dengan pesaing-pesaing yang memiliki kompetensi tinggi. Itulah salah satu alasan Presiden AS Donald Trump melakukan perang dagang. Masyarakat AS pun setuju karena hal itu untuk menimbulkan rasa patriotisme dan melindungki ekonomi dalam negeri AS.
Menurutnya, kehadiran IMF merupakan tamparan bagi Jokowi dkk. Pasalnya, Jokowi pada April 2015 menyatakan “Pandangan yang mengatakan persoalan ekonomi dunia hanya bisa diselesaikan oleh Bank Dunia, IMF (International Monetary Fund), dan ADB (Asian Development Bank) adalah pandangan usang yang perlu dibuang,” kata Jokowi saat membuka Konferensi Asia-Afrika di Jakarta Convention Center di Senayan, Rabu, 22 April 2015.
Pada panggung internasional, pertarungan globalisasi dan national state makin keras, sangat terasa dan bisa dipilah-pilah. Disitu akan terlihat negara mana yang mengambil posisi inward looking dengan melindungi SDA, keuangan dan pekerja. Mereka akan habis-habisan melakukan perlindungan terhadap ekonominya. “Hanya Indonesia yang berani secara terbuka mendukung globaliasi ditengah kecamuk ekonomi saat ini. Saking kerennya itu, anda tidak tahu anda sedang berada dimana,” candanya.
Selanjutnya, AM-IMF menguntungkan Indonesia?
Artikel ini ditulis oleh:
Eka