TOPSHOT - An aerial view shows the earthquake and tsunami devasted neighbourhood in Palu, Indonesia's Central Sulawesi on October 1, 2018. - The death toll from the Indonesian quake-tsunami nearly doubled to 832 but was expected to rise further after a disaster that has left the island of Sulawesi reeling. (Photo by JEWEL SAMAD / AFP)

Jakarta, Aktual.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan pencarian korban gempa Donggala dan tsunami ditargetkan selesai pada 11 Oktober 2018.

“Evakuasi ditargetkan selesai tanggal 11 Oktober 2018 sesuai dengan masa tanggap darurat yang ditetapkan dan diharapkan tidak ada daerah yang terisolir, tidak ada kekurangan bantuan, dan daya dukung masyarakat normal artinya aktivitas masyarakat kembali normal,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Minggu (7/10).

Sutopo menuturkan hingga saat ini seluruh tim gabungan untuk pencarian dan penyelamatan korban terus melakukan proses evakuasi korban.

Ia mengatakan terhitung dari gempa Donggala berkekuatan 7,4 skala richter pada 28 September, maka masa tanggap darurat menjadi 14 hari hingga 11 Oktober 2018.

“Kalau korban tidak ditemukan sudah 14 hari sehingga dalam hal ini dinyatakan hilang,” ujarnya.

Meskipun evakuasi ditargetkan selesai pada 11 Oktober 2018, namun proses pencarian masih akan dilakukan namun bersifat terbatas, tidak besar-besaran seperti saat ini karena sebagian sumber daya seperti personil dan peralatan akan dialihkan untuk melakukan pemulihan wilayah.

“Bukan berarti total tidak dilakukan pencarian, tetap dilakukan pencarian cuma kekuatan baik personil maupun peralatan dikurangi,” ujarnya.

Kemudian, personil-personil yang awalnya melakukan pencarian korban, bisa melakukan aktivitas yang lain seperti perbaikan dan pembersihan puing-puing bangunan .

“Ini memerlukan waktu dan tenaga yang cukup besar untuk membersihkan puing-puing bangunan agar masyarakat tidak stress,” tuturnya Korban yang sulit ditemukan karena tertimbun material lumpur dari proses likuifaksi, bahkan tutupan lumpur hingga tiga meter.

“Tetap memerlukan waktu agar pulih normal,” ujarnya.

Ia menuturkan belum semua daerah bisa diakses terutama jalan ke desa-desa yang terisolir akibat akses terputus karena material longsor. Meski demikian, perbaikan darurat terus dilakukan sehingga mendorong kemudahan distribusi logistik dan akses yang lebih baik bagi masyarakat.

“Bahkan personil memberikan bantuan dengan jalan kaki,” tuturnya.

Ia mengatakan pada 10 Oktober 2018 akan dilakukan rapat koordinasi untuk mengetahui hasil di lapangan mencakup permasalahan dan rekomendasi upaya yang dilakukan untuk pemulihan Palu, Donggala dan Sigi.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka