Jakarta, Aktual.com – Kini mengonsumsi makanan mengandung gandum itu baik untuk kesehatan. Banyak penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi banyak gandum itu melindungi tubuh dari penyakit kronis dan mengurangi risiko semua penyebab kematian.
Makanan yang kaya akan gandum telah terbukti mengurangi faktor risiko kardiovaskular, membantu menjaga berat badan, dan masih banyak lagi, sebagaimana dilansir medicalnewstoday, yang dikutip Senin (8/10).
Sekarang, untuk pertama kalinya, para ahli di University of Eastern Finland di Kuopio semakin memahami mekanisme molekuler di balik manfaat gandum. Peneliti utama Dr. Kati Hanhineva menjelaskan mengapa para ilmuwan mulai menyelidiki hal tersebut.
“Gandum adalah salah satu makanan tersehat. Umpamanya saja, kita mengetahui bahwa mengonsumsi gandum dalam jumlah tinggi dapat melindungi diri dari diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular,” terangnya.
Penelitian terkini menyimpulkan bahwa mereka yang mengonsumsi gandum setiap hari kemungkinan kecil terkena diabetes tipe 2. Penelitian terbaru juga mengamati dampak dari makanan dengan kandungan gandum tinggi pada tikus dan manusia, dan penemuan ini dipublikasikan di The American Journal of Clinical Nutrition. Setelah partisipan mengasup gandum selama 12 minggu, para peneliti menganalisis metabolomik, studi tentang proses kimia yang melibatkan metabolit, di mana molekul kecil dibentuk oleh dan selama proses metabolisme.
Para peneliti sangat tertarik dengan betain, sekelompok senyawa yang memiliki berbagai fungsi biologis. Gandum adalah sumber makanan penting dari senyama betain, dan para peneliti menduga bahwa betain yang menjadikan gandum memberikan manfaat kesehatan.
Seperti yang diharapkan, analisis mereka menunjukkan bahwa terjadi peningkatan senyawa betain setelah mengonsumsi gandum selama 12 minggu. Para peneliti menemukan korelasi antara kadar senyawa betain yang lebih tinggi dan peningkatan metabolisme glukosa. “Pipecolic acid betaine, misalnya, sangat menarik. Peningkatan kadar pipecolic acid betaine setelah mengonsumsi gandum, di antara hal lainnya, berhubungan dengan kadar glukosa yang rendah setelah makan,” imbuh Dr. Hanhineva.
Dalam percobaan lanjutan, tim menguji senyawa betain tertentu pada sel di laboratorium. Secara khusus, mereka tertarik dengan 5-aminovaleric acid betaine (5-AVAB), yang diketahui menumpuk di jaringan yang sangat aktif, seperti jaringan jantung.
Temuan dari bagian penelitian ini terbukti bermanfaat untuk penelitian penyakit kardiovaskular. “Kami mengamati bahwa 5-AVAB mengurangi cardiomyocytes (otot jantung) menggunakan asam lemak sebagai sumber energi dengan menghambat fungsi protein membran sel tertentu,” terangnya.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh: