Petugas menghitung uang kertas mata uang rupiah di tempat penukaran uang (Money Changer) PT Ayu Masagung, kawasan Kwitang, Jakarta, Rabu (25/4). Kebijakan Bank Indonesia (BI) dalam menyikapi pelemahan nilai tukar rupiah ke depan sangat berpengaruh terhadap arah rupiah dalam jangka panjang. Jika salah langkah, maka rupiah berpotensi menyentuh level Rp 15.000 per dollar AS. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa (9/10) sore melanjutkan pelemahan sebesar 24 poin menjadi Rp15.219 dibandingkan posisi sebelumnya Rp15.195 per dolar AS.

Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra di Jakarta, mengatakan kebijakan bank sentral Tiongkok (People’s Bank of China/PBoC) menjadi salah satu faktor pemicu mata uang di kawasan Asia cenderung kembali melemah.

“Dengan latar belakang ketegangan perdagangan AS-Tiongkok, PBoC memutuskan untuk menurunkan rasio cadangan wajib untuk beberapa bank pemberi pinjaman sebesar 1 persen. Kebijakan moneter itu menekan yuan, dan berimbas ke mata uang negara berkembang,” paparnya.

Ia menambahkan jika konfrontasi perdagangan antara Amerika Serikat-Tiongkok terus berlanjut, maka dapat memicu sejumlah masalah bagi ekonomi global yang akhirnya berdampak negatif bagi mata uang negara berkembang.

“Pergerakan nilai tukar rupiah saat ini terpengaruh sentimen eksternal,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid