Jakarta, Aktual.com – Publik dikejutkan oleh insiden pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid di Garut, Senin (22/10) kemarin. Ironisnya, pembakaran ini justru terjadi dalam peringatan Hari Santri Nasional yang memang jatuh pada 22 Oktober.
Tak ayal, insiden ini pun menuai pro dan kontra dari publik. Kebanyakan mengecam peristiwa lantaran dinilai menyakiti hati umat Islam di tanah air, bahkan mungkin di seluruh dunia.
Organisasi keagamaan besar di Indonesia, yaitu Muhammadiyah, NU, MUI hingga FPI telah angkat bicara terkait hal ini.
Berikut adalah tanggapan dari Muhammadiyah, NU, FPI dan MUI terkait pembakaran bendera tauhid yang diduga dilakukan oleh oknum Banser di Garut, Senin (22/10) kemarin.
1. Muhammadiyah
Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah sangat menyayangkan insiden ini. Melalui Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti, insiden ini tak seharusnya terjadi.
“Aksi itu sudah kebablasan. Bagaimanapun, itu kalimat syahadat yang sangat suci dan mulia,” kata Abdul Mu’ti dalam keterangan tertulisnya, Senin (22/10).
Ia menegaskan, pembakaran ini tak dapat dibenarkan dengan dalih apa pun, termasuk dengan alasan bendera yang dibakar merupakan bendera dari Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
“Kalau yang mereka maksudkan adalah bendera HTI, cukup ditulis HTI, jangan kalimat tauhid (yang dibakar, red.),” tegasnya.
Selain itu, Abdul Mu’ti juga menyoroti dampak yang ditimbulkan dari insiden pembakaran ini. Ia berharap agar pembakaran ini tidak memecah belah umat.
“Jika memang merasa tindakan tersebut sebagai pelecehan, sebaiknya melapor ke polisi dan menyelesaikan secara hukum,” imbuh Abdul Mu’ti.
ke halaman berikutnya
Artikel ini ditulis oleh:
Teuku Wildan