Gunung Agung berselimutkan bintang di Pos Pamantau Gunung Agung, di Desa Rendang, Senin (2/10) dinihari. Berdasarkan pantauan PVMBG, jumlah kegempaan yang terjadi terekam lebih sedikit dari hari-hari sebelumnya, kemungkinan batal meletus sangat kecil. Tapi, bisa saja Gunung Agung melanjutkan tidur panjangnya usai erupsi pada tahun 1963 alias membeku. AKTUAL/Tino Oktaviano

Kudus, Aktual.com – Pelajar Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, berhasil mencitakan alat untuk memonitor suhu, getaran, dan gas karbon monoksida sebagai peringatan dini terjadinya bencana gunung meletus berbasis layanan pesan singkat (SMS).

Kedua pelajar pembuat robot mosugemo tersebut, yakni Azzalira Alayya Zahwa dan Alfi Fatimatuz Zahro siswa kelas X MIPA di Kudus, Selasa mengaku, pembuatan robotik itu berawal dari banyaknya gunung berapi yang sering meletus dan dikhawatirkan mengakibatkan korban jiwa.

Atas pembuatan alat yang diberi nama Robot Mosugemo (Monitoring suhu, getaran dan karbon monoksida) tersebut, dua pelajar itu berhasil meraih juara 1 Tingkat Nasional 2018 pada ajang perlombaan robotik yang diselenggarakan Kementerian Agama di Depok Town Square pada 3-4 November 2018.

Cara kerja robot tersebut, kata Alfi, menggunakan alat sensor, yakni dengan mendeteksi adanya peningkatan suhu, getaran, dan peningkatan kadar gas karbon monoksida.

Selanjutnya, kata dia, robot tersebut akan mengirimkan peringatan melalui SMS ke nomor telepon yang sudah ditentukan. Peringatan dini yang diberikan lewat SMS, yakni waspada gas CO meningkat, waspada suhu meningkat, dan waspada ada getaran.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid