Jakarta, Aktual.com – Pemerintah diingatkan untuk menjaga stabilitas harga barang kebutuhan pokok agar lajur pertumbuhan ekonomi tetap positif pada triwulan IV 2018.
Hal itu dikatakan oleh Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati dalam sebuah diskusi di Jakarta, Rabu (7/11).
“Pada triwulan IV-2018 masih ada Natal dan Tahun Baru, itu merupakan konsumsi rumah tangga yang kuncinya ada pada stabilitas harga kebutuhan pokok dan elastisitas kesempatan kerja,” kata Enny.
Ia menilai, sisi elastisitas kesempatan kerja relatif stagnan, sehingga kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomoi pada triwulan IV-2018 akan lebih bertumpu pada stabilitas harga kebutuhan pokok.
Menurut Enny, gejolak harga beras menjadi potensi yang dapat mengganggu stabilitas harga kebutuhan pokok.
“Produksi beras Oktober, November, Desember menurut BPS prediksinya defisit, artinya tidak terjadi panen raya dan pasokannya relatif menurun. Ini harus diantisipasi bagaimana pemerintah punya instrumen stabilitasi harga beras sampai akhir tahun,” kata dia.
Selain itu, dampak pelemahan nilai tukar rupiah terhadap inflasi yang berasal dari luar negeri (imported inflation) juga perlu mendapatkan perhatian dari pemerintah.
Enny berpendapat “imported inflation” akibat pelemahan kurs belum tertransmisikan selama triwulan II-2018 dan triwwulan III-2018 karena masih digunakannya harga bahan baku yang lama.
“Setelah tiga bulan, ini pasti juga akan dimasukkan kepada harga pokok produksi yang baru. Sehingga ini yang harus diantisipasi ke depan bagaimana harga kebutuhan masyarakat tidak naik,” ucap dia.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh:
Teuku Wildan