Dubai, aktual.com – Organisasi polisi internasional Interpol pada Rabu (21/11), memilih Kim Jong-yang dari Korea Selatan sebagai presiden, mengalahkan calon Rusia yang pencalonannya menimbulkan kecemasan di Eropa dan Amerika Serikat tentang risiko dari campur tangan Kremlin.
Sekretaris Jenderal Interpol Jurgen Stock mengatakan kepada wartawan, pemilihan Kim bebas dan transparan setelah Rusia mengatakan tekanan luar yang jelas diberikan atas pemungutan suara.
Kim, 57 tahun, terpilih sebagai presiden, peran yang lebih bersifat seremonial, dalam kongres tahunan Interpol di Dubai untuk periode dua-tahun menggantikan Meng Hongwei dari China.
“Sidang umum memilih Tuan Kim dari Korea Selatan sebagai presiden melalui proses pemungutan suara yang demokratis, transparan, bebas dan jelas,” ujar Stock dari Jerman yang mengepalai pekerjaan sehari-hari di Interpol, dikutip Reuters, Rabu.
Presiden dipilih setelah meraih mayoritas dua pertiga suara di antara para anggota dalam pemungutan suara rahasia, demikian laman Interpol.
Para politisi Amerika Serikat dan Eropa dan pengeritik Kremlin telah melobi untuk tidak memilih pencalonan Alexander Prokopchuk dari Rusia, seorang mayor jenderal dan salah satu di antara empat wakil presiden Interpol.
“Tak masalah … apa kebangsaan kepresidenan, ini tak berdampak pada netralitas Interpol dan kemerdekaan organisasi kami,” kata Stock.
Peran Interpol ialah memfasilitasi kerja sama antara kekuatan kepolisian di seluruh dunia. Piagamnya melarang organisasi melibatkan diri dalam perselisihan politik, agama atau ras. Interpol bukan kekuatan kepolisian supranasional dan tak memiliki agen yang mengizinkan melakukan penangkapan.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh: