Ilustrasi (istimewa)

Jakarta, Aktual.com – Komisioner Ombudsman Republik Indonesia (ORI) Pusat Adrianus Meliala menyatakan penembakan 31 pekerja PT Istaka Karya di Kabupaten Nduga oleh anggota organisasi papua merdeka (OPM) merupakan masalah keamanan, bukan disebabkan kualitas layanan publik di wilayah itu yang dinilai kurang baik oleh sebagian pihak.

“Kami memakai pendekatan pelayanan publik, saat ini belum ada temuan, karena insiden di Nduga itu ranahnya keamanan. Bukan masuk ranah kami, apalagi ada tindak pidana pembunuhan,” ucap Adrianus di Jakarta, Kamis (6/12).

Pernyataan itu disampaikan Adrianus saat menanggapi pertanyaan awak media yang menanyakan hubungan aksi kekerasan di Nduga dengan kemungkinan rendahnya kualitas layanan publik di wilayah tersebut.

Ia menyebutkan aksi massa seringkali diawali dengan pelayanan publik yang buruk. Namun untuk kasus Nduga, Adrianus mengatakan insiden itu merupakan ranah keamanan dan pidana yang ditangani oleh jajaran TNI dan Kepolisian.

Dalam kesempatan itu, Adrianus turut menyebutkan pihak Ombudsman belum lama menemukan adanya kasus maladministrasi terhadap distribusi beras di Ibu kota Jayawijaya, Wamena pada medio Desember.

Akan tetapi, Adrianus menyangsikan temuan itu terkait dengan insiden penembakan 31 pekerja konstruksi PT Istaka Karya (Persero)di Kabupaten Nduga.

Insiden penembakan puluhan pekerja di Nduga, diyakini didalangi oleh salah satu kelompok militer OPM pimpinan Egianus Kogoya.

Juru Bicara Kelompok OPM, Sebby Sambom dalam pernyataan tertulisnya, Rabu, mengatakan, pihaknya telah melakukan pemantauan terhadap pekerja jembatan di di Kali Aworak, Kali Yigi dan pos TNI di Distrik Mbua.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan