Jakarta, aktual.com – Hendaknya seorang mukmin itu dapat mengatur waktunya dengan baik, memiliki jadwal aktivitas harian yang baik dapat menumbuhkan seseorang menjadi peribadi yang unggul. Tanpa memiliki agenda kebaikan dimungkinkan akan diisi dengan kegiatan yang kurang berguna bahkan dapat mendatangkan kemudaratan.
Syaikh Ahmad Bin Muhammad bin I’yad mencantumkan didalam kitabnya al-Mafakhir al-Aliyah yang dia kutip dari suhuf Nabi Ibrahim, tentang pembagian waktu, yang maknanya berbunyi “hendaknya orang berakal itu memiliki empat waktu”.
Pertama adalah waktu untuk bermunajat kepada Allah, hal ini baiknya dilakukan pada waktu sahur, karena umumnya pada waktu sahur aktivitas keduniawiaan dihentikan, sehingga suasana menjadi sepi dan tenang, seolah-olah yang ada hanya dia dan Tuhannya.
Keduan adalah waktu untuk introspeksi diri, ini baiknya dilakukan sebelum magrib atau sebelum tidur dengan menghitung kebaikan dan kejelekan yang telah dilakukan, apa saja yang dipikirkan, apa saja yang dikerjakan, apa saja yang dikatakan dari bangun tidur hingga menjelang tidur, yang baik maka harus di syukuri dan yang buruk harus di istigfari.
Ketiga adala waktu untuk berkunjung dengan orang yang dapat mengoreksinya dan menunjukannya pada Allah, dalam bahasa sufi namanya suhbah artinya berkumpulnya para pengamal thariqah dengan pengamal thariqah yang lain bersama seorang mursyid atau muqadam disisi dengan ilmu dan dzikir. Tapi poin ketiga ini adalah minimal dalam hidup itu seseorang harus memiliki teman atau guru yang dapat membimbingnya.
Keempat adalah waktu untuk melepaskan diri dari nafsu, bahasa sekarangnya adalah retreat artinya menciptakan moment sementara waktu untuk mengasingkan diri dari rutinitas yang ada, agar dapat meningkatkan ruhani dan mengasah sepiritul. (Eko)
Artikel ini ditulis oleh:
Zaenal Arifin