Jakarta, aktual.com – Di kisahkan  suatu ketika imam al-Buhiri (609-696H). menderita penyakit lumpuh, dalam keadaan tersebut ia  menyusun kasidah yang isinya pujian dan sanjungan kepada Nabi saw, setelah ia selesai menyusunnya, kemudian ia berharap kepada Allah swt dengan kasidah tersebut, Allah menyembuhkan penyakitnya.

Akhirnya doa imam al-Bushiri dikabulkan oleh Allah swt, dengan dimimpikannya imam al-Bushiri bertemu Nabi Muhammad saw, dalam mimpi tersebut nabi mengusap wajah imam al-Bushiri dan nabi menyelimuti imam al-Bushiri dengan a-Burdah (selimut) yang akhirnya penyakit lumpuh tersebut hilang dan kata al-Burdah (selimut) pun dijadikan nama dari kasidahnya imam al-Busyiri.

Dari kisah diatas ada beberapa pelajaran yang dapat dipetik, pertama sikap optimisnya imam al-Bushiri atas penyakit yang dihapadinya, ia terus berusah untuk mengobati penyakit yang dideritanya walaupun jalan kesembuhan sudah tidak terlihat, “karena menulis kasidah adalah jalan trakhir imam al-bushiri setelah melakukan beberapa cara pengobatan” dan tidak menjadikan penyakit sebagai penghalang untuk terus menulis dan belajar.

Kedua cinta kepada nabi Muhammad saw yang dijakikan wasilah untuk memperoleh hajat imam al-Bushiri, rasa cinta tersebut tertular dari gurunya, Syaikh Abi al-Abas al-Mursyi, sosok yang sangat mencintai rasulullah saw, sebagaimana ungkapannya yang populer “jika nabi Muhammad sekejap saja hilang dari pikiranku maka aku tak menganggap diriku sebagai seorang muslim”.

Ketiga adalah perlunya wasilah, berobat itu rata-rata memakai wasilah, seperti beli obat di warung, pergi ke dokter dan lain sebagainya itu merupakan bentuk wasilah untuk mendapatkan kesembuhan, begitu juga berdoa dengan membawa nama nabi Muhammad saw, sebagaimana diterangkan di dalam kitab al-Adzkar ada seorang sahabat yang memilik hajat kemudia ia berdoa dengan kedudukan nabi Muhammad, yang bunyi doanya “Wahai Tuhanku, aku memohon dan menghadap kepada-Mu dengan bersandar pada kedudukan mulia nabi-Mu, Nabi Muhammad saw, nabi penuh kasih. Wahai Nabi Mahummad saw, melaluimu aku menghadap kepada Allah agar segala hajatku terpenuhi. Ya Allah, terimalah syafa’atnya untuk pemenuhan hajatku.

Sedangkan Obat yang cocok bagi imam al-Buhsiri adalah kasidah al-Burdah, yang kemudian banyak orang yang membaca kasidah tersebut sebagai wasilah penyembuhan segala penyakit lahir atau pun batin, sebagamana dijelaskan dalam kitab al-Zubdah al-Raiqah fi Syarhi al-Burdah al-Faiqah karya Syaikh Zakaria al-Anshar. [Eko]

 

 

 

Artikel ini ditulis oleh:

Zaenal Arifin