Jakarta, Aktual.co — Kurs dolar AS diperdagangkan bervariasi terhadap mata uang utama lainnya pada Selasa (Rabu pagi WIB), setelah data ekonomi dari negara itu secara keseluruhan positif. Departemen Perdagangan AS melaporkan pada Selasa bahwa penjualan rumah keluarga tunggal baru pada Februari mencapai tingkat tahunan 539.000 unit disesuaikan secara musiman, tingkat tertinggi dalam tujuh tahun. Angka terbaru itu mengalahkan konsensus pasar 462.000 unit dan 7,8 persen di atas tingkat Januari yang direvisi pada 500.000 unit.

Sementara itu, perusahaan data keuangan Markit yang berbasis di London mengatakan pada Selasa bahwa angka awal indeks pembelian manajer untuk sektor manufaktur AS naik pada Maret menjadi 55,3 dari 55,1 pada Februari, lebih tinggi dari konsensus pasar 54,7, menunjukkan pemulihan sehat sektor manufaktur AS.

Indeks Harga Konsumen AS juga naik 0,2 persen pada Februari disesuaikan secara musiman, sejalan dengan konsensus pasar, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan Selasa. Itu menandai kenaikan pertama dalam empat bulan. Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,15 persen menjadi 97,174 pada akhir perdagangan. Pada akhir perdagangan di New York, euro turun menjadi 1,0925 dolar dari 1,0944 dolar di sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,4846 dolar dari 1,4944 dolar. Dolar Australia turun menjadi 0,7870 dolar dari 0,7881 dolar. Dolar AS dibeli 119,66 yen Jepang, lebih rendah dari 119,81 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun tipis menjadi 0,9576 franc Swiss dari 0,9667 franc Swiss, dan turun menjadi 1,2497 dolar Kanada dari 1,2505 dolar Kanada.

Setali tiga uang dengan kurs dolar, harga minyak dunia diperdagangkan bervariasi pada Selasa (Rabu pagi WIB), karena pasar mempertimbangkan data manufaktur mengecewakan dari konsumen energi utama Tiongkok. Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei, bertambah enam sen menjadi ditutup pada 47,61 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Mei, patokan global, menetap di 55,11 dolar AS per barel di perdagangan London, turun 81 sen dari tingkat penutupan Senin. Sementara Brent menghabiskan sebagian besar sesi di posisi merah, WTI berfluktuasi sebelum berakhir hampir di wilayah positif. “Harga telah beredar di kisaran sempit, tanpa pergerakan besar,” kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities.

“Masalah besar berlanjut bahwa pasar memperkirakan lebih banyak minyak, karena Arab Saudi terus memompa sekitar 10 juta barel per hari dan persediaan minyak AS diperkirakan akan meningkat lagi,” imbuhnya.

Data yang secara tak terduga menunjukkan pelambatan manufaktur di Tiongkok memberikan beberapa tekanan kepada pasar. Aktivitas manufaktur Tiongkok mengalami kontraksi pada Maret pada tingkat tercepatnya dalam 11 bulan, HSBC mengatakan Selasa, menunjukkan memburuknya kondisi perekonomian terbesar kedua di dunia itu.

Indeks pembelian manajer (PMI) awal Tiongkok dari bank Inggris merosot menjadi 49,2 pada Maret dari 50,7 pada Februari. Angka di bawah 50 menunjukkan kontraksi, dan di atas 50 menunjukkan pertumbuhan. “Memburuknya PMI menegaskan bahwa risiko penurunan pertumbuhan Tiongkok pada 2015 sudah mulai terwujud,” ekonom Barclays mengatakan dalam sebuah catatan penelitiannya.

Artikel ini ditulis oleh: