Jombang, aktual.com – Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengajak masyarakat untuk meneladani sifat mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur baik dalam hubungan bernegara maupun keagamaan, demi mewujudkan persatuan bangsa.

“Saya ingin membawa pesan ini ke masyarakat, saya ke sini (makam Gus Dur) mudah-mudahan memberi pesan simbolik, bahwa saya ke sini selain tradisi ahlu sunnah wal jamaah ziarah kubur orang yang dihormati, tapi juga pesan ke bangsa, dari sini disuarakan persatuan bangsa,” katanya saat di Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Sabtu.

Ia mengatakan, ada banyak teladan dari sosok Gus Dur yang bisa dipetik. Dalam hubungan bernegara, Gus Dur adalah seorang nasionalis sejati yang cinta bangsa dan negara dengan segala pengorbanan.

“Sehingga dalam hubungan berbangsa, bernegara itu dia (Gus Dur) adalah demokrat, adalah nasionalis sejati. Bapak pluralisme yang mengutamakan kebersamaan dalam perbedaan,” kata dia.

Lebih lanjut, Mahfud mengatakan bahwa perbedaan itu akan terjadi sepanjang masa, karena Tuhan sendiri yang menyatakan berbeda itu adalah ciptaan-Ku, dan itu dipakai Gus Dur dalam berbangsa dan bernegara.

Ia menambahkan, dalam rangka keagamaan, beliau adalah sosok pejuang demokrasi Islam, yakni Islam yang ramah terhadap perbedaan (agama) lainnya, Islam yang inklusif dan itu ditunjukkan Gus Dur sampai akhir hayatnya.

Bahkan, karena perpaduan bernegara yang beragam tersebut, Susilo Bambang Yudhoyono yang saat itu masih menjabat Presiden menganugerahkan Gus Dur sebagai Bapak Pluralisme Indonesia.

Mahfud juga meminta umat Islam saling menghormati dan menghargai orang lain dan tidak mudah diadu domba, termasuk ketika dikonfirmasi terkait dengan rencana kegiatan reuni alumni 212 di Jakarta, ia meminta hal itu tidak terlalu dibesarkan dan biasa saja.

Mahfud MD datang ke Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang. Ia dengan rombongan diterima oleh keluarga pengasuh pondok dan pengurus pondok di “ndalem”. Setelah dialog sebentar, rombongan lalu ziarah di makam Gus Dur, yang ada di sekitar pondok. Di makam itu, juga terdapat makam kakeknya, KH Hasyim Asy’ari, pendiri organisasi Islam Nahdlatul Ulama serta ayahandanya, KH Wahid Hasyim, yang juga tokoh nasional. [Eko Priyanto]

Artikel ini ditulis oleh:

Zaenal Arifin