Mesut Ozil sedang berdoa
Mesut Ozil sedang berdoa

Bintang Klub Liga Premier asal Turki Mesut Ozil mengecam diamnya kaum Muslim atas penindasan Rezim China terhadap minoritas Uighur di Xinjiang. Ditulis minggu (15/12)

Melalui akun Instagram-nya, ia menulis di bawah tajuk utama, “Turkistan Timur (nama asli Xinjiang sebelum dicaplok Cina): Luka berdarah dirasakan umat Islam,” menyebut orang Uighur sebagai “pejuang yang menentang penganiayaan, Orang-orang beriman yang mulia yang berusaha melakukan perlawanan sendirian melawan orang-orang yang dengan paksa memindahkan orang untuk menjauh dari Islam.”

“Al-Quran dibakar … Masjid ditutup … sekolah-sekolah agama Islam, Madrasah dilarang … ulama tewas satu per satu … Meskipun demikian, umat Islam tetap diam. Para lelaki dipaksa masuk ke kamp dan keluarga mereka dipaksa untuk tinggal bersama lelaki Tionghoa. Para wanita dipaksa menikahi pria Cina,” kutipnya di akun instagramnya @m10_official.

“Tidakkah mereka tahu bahwa memberikan persetujuan terhadap penganiayaan adalah penganiayaan itu sendiri? Ali radhiallahu anhu, menantu Nabi Muhammad, mengatakan, Jika Anda tidak dapat mencegah penganiayaan, ungkaplah,” ujar bintang Klub Liga Premier Inggris  sebagaimana dikutip Anadolu Agency.

Ini bukan pertama kalinya Özil terlibat dalam masalah sosial dan politik. Ia pernah secara terang-terangan memberikan dukungan untuk presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan pada tahun 2018 setelah berpose bersamanya untuk sebuah foto. Erdogan juga menghadiri pernikahan Özil pada bulan Juni.

Özil adalah pemain Arsenal kedua dalam beberapa hari ini yang menyiarkan pandangan politik langsung di media sosial. Cina dituduh melakukan kebijakan represif terhadap etnis Uighur, kelompok Muslim Turki, dan menahan hak-hak beragama, komersial, dan budaya mereka.

Pada hari Kamis, dengan polling terbuka untuk pemilihan umum, Héctor Bellerín mengirim ciutan: “Orang-orang muda di seluruh dunia memiliki kesempatan untuk mengubah seperti apa masa depan. Hari ini adalah kesempatan bagi semua orang Inggris untuk memengaruhi masa depan Anda dan mereka yang tinggal di sini. #FuckBoris #GoVote.”

Wilayah Xinjiang Cina adalah rumah bagi sekitar 10 juta warga etnis Uighur. Kelompok Muslim Turki, yang membentuk sekitar 45% dari populasi Xinjiang, telah lama menuduh otoritas Cina melakukan diskriminasi budaya, agama dan ekonomi.

Hingga satu juta orang, atau sekitar 7% dari populasi Muslim di Xinjiang, telah dipenjara dalam pernjara yang dijuluki “kamp pendidikan ulang politik”, menurut pejabat AS dan pakar PBB.

Dalam sebuah laporan September lalu, Human Rights Watch menuduh pemerintah Cina melakukan “kampanye sistematis pelanggaran hak asasi manusia” terhadap Muslim Uighur di Xinjiang.

Arsenal berusaha menjauhkan diri dari pernyataan yang telah dibuat oleh Mesut Özil di Instagram, di mana ia berbicara keras menentang penganiayaan rezim Cina terhadap etnis Muslim Uighur di wilayah barat laut Xinjiang dan mengkritik umat Islam karena tidak berbuat lebih banyak untuk menyoroti masalah ini.

Klub bola itu juga berusaha membatasi kemungkinan kerugian yang terjadi pada bisnisnya di Cina, di mana ia memiliki banyak kepentingan komersial termasuk jaringan restoran, dengan merilis pernyataan di Weibo – situs media sosial Cina terkemuka – serta platform lain yang menekankan tidak mengaitkannya dengan pandangan politik Özil.

“Mengenai komentar yang dibuat oleh Mesut Özil di media sosial, Arsenal harus membuat pernyataan yang jelas,” bunyinya. “Konten yang diterbitkan adalah pendapat pribadi Özil. Sebagai klub sepak bola, Arsenal selalu berpegang pada prinsip tidak melibatkan dirinya dalam urusan politik, ” kutip The Guardian. (Eko Priyanto)

 

Artikel ini ditulis oleh:

Zaenal Arifin