Lokakarya Stunting di Hotel Swis Belinn Kristal, Selasa (17/12/19).
SONY DSC

Kupang, aktual.com – Pemerintah Nusa Tenggara Timur (NTT) akan fokus melakukan penanggulangan masalah stunting di 144 desa yang menjadi kantong kemiskinan dan stunting di 22 kabupaten/kota pada 2020.

Demikian dikatakan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Nusa Tenggara Timur, Lucky Frederich Koli di Kupang, Rabu (18/12).

Ia menambahkan, 144 desa yang menjadi target penangganan stunting tersebar di semua daerah di Nusa Tenggara Timur yang memiliki penderita stunting terbanyak di Indonesia.

Menurut dia, mengatasi masalah stunting dibutuhkan komitmen semua pihak seperti masyarakat, tokoh agama, tokoh masyarakat, pemerintah daerah, lembaga perguruan tinggi untuk bersama-sama mengatasi persoalan stunting yang mengancam keberlanjutan pembangunan generasi NTT.

“Penanganan stunting yang dilakukan di 144 desa itu dilakukan secara kolaboratif oleh semua pihak terkait di NTT,” tegasnya.

Pemerintah NTT, lanjut dia membutuhkan komitmen pemerintah kabupaten/kota dalam mendukung program penurunan stunting di daerah ini.
Kepala daerah harus turun tangan dalam mengawal dan memantau pelaksanaan setiap kegiatan penurunan stunting di daerah masing-masing untuk memastikan setiap kegiatan penurunan stunting berjalan baik dan tepat sasaran,” terang Lucky Frederich Koli.

Menurutnya, skenario penanganan stunting di Nusa Tenggara Timur dilakukan melalui intervensi sensitif dan spesifik yang efektif dengan mengedepankan pendekatan lokal sesuai konteks sosial, budaya, dan lingkungan dimana masyarakat itu berada.
“Apabila pendekatan budaya dilakukan dalam mengatasi penurunan stunting maka akan lebih mudah dipahami oleh masyarakat sehingga secara bertahap persoalan stunting bisa teratasi,” tambah Lucky Frederich Koli. (Eko Priyanto)

Artikel ini ditulis oleh:

Zaenal Arifin