Ahmad Himawan Dosen STPDN Lebak Rangkasbitung
Ahmad Himawan Dosen STPDN Lebak Rangkasbitung

Jakarta, aktual.com – Judul diatas penulis pilih setelah berdikusi ringan dengan beberapa orang yang tampak taat beragama dan semangat sekali berkomitmen menjalankan syariatnya dan sebagai penggerak kegiatan keagamaan ditempatnya masing masing. Dengan kesimpulan yang agak mengejutkan karena tasawuf masih dianggap sesuatu “barang” yang asing bagi mereka dengan alasan :

Pertama tashawwuf itu adalah kajian yang berat belum cocok untuk sekarang, nanti saja jika saatnya sudah siap.

Kedua tasawuf adalah ajaran sesat dengan bukti ada beberapa orang da’i yang sering dimunculkan di youtube dan sangat bersemangat menyatakan kesesatan itu

dan ketiga tashaawuf adalah bukan dari ajaran islam melainkan campuran dari ajaran agama lain sebelum Islam masuk yang pada ujungnya akan menjadi praktek klenik atau perdukunan.

Berdasarkan hal tadi penulis sebagai bagian kecil dari penggiat tasawuf belum lega rasanya jika tidak ikut mengclearkan pemahaman yang seperti ini.

Pertama Inti dari agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw yang diterima melalui malikat Jibril As terdiri dari tiga komponen penting . Yaitu Iman,Islam dan Ihsan. Keterangan ini di jabarkan oleh baginda Nabi di dalam hadistnya yang panjang ( dikenal dengant hadis JiIbril) sehingga menjadi rukun iman rukun Islam dan ikhsan.

Untuk rukun iman dan rukun Islam banyak diantara kita yang sudah mengetahui dan hampir semua hafal bahkan dengan urutanya sekaligus. Akan tetapi tidak demikian dengan” ikhsan” . banyak yang belum kenal (familiar) dengan ikhsan ini apalagi memahaminya, Walau pernah mendengar , padahal ikhsan itulah nama lain dari ” tasawuuf ” Yang sedang kita bicarakan ini, entah siapa yang memutus rantai pengetahuan ini atau ada yang sengaja mengaburkan dari pemahaman keagamaan kaum muslimin.

‌Sebagaimana kita maklumi bersama bahwa tujuan dari ketiga inti rukun tadi akan melahirkan konsekwensi. Rukun iman melahirkan keimanan yang kuat, meyakini adanya Allah, para malaikat, isi kandungan Kitab, utusanNya yaitu para Nabi, percaya dengan hari Akhir (kiamat) dan percaya kepada ketentuan (qadar Allah) yang baik maupun ketentuan yang buruk, sedangkan rukun Islam melahirkan syariat Islam lainnya, seperti. Mengucapkan kalimat Syahadat, mendirikan sholat, berpuasa.mengeluarkan zakat dan Haji. Maka konsekwensi dari dari ikhsan atau bertashawuf ini adalah melahirkan akhlaq.karena “Akhlaqul karimah” adalah buah dari Tasawuf. Dan ini Selaras dengan misi nabi diutus yaitu untuk menyempurnakan akhlaq manusia.

“Sesungguhnya tidaklah aku diutus melainkan untuk menyempurnakan akhlaq”.

dan ketika di tanya bagaimanakah akhlaq rasulullah itu? Siti Aisyah ra. menjawab bahwasanya akhlaq Rasulullah itu adalah Al quran. Demikian terpujinya akhlaq baginda Nabi seluruh ayat al quran itu adalah gambaran ahklaq beliau. sebelum diangkat jadi nabi saja sudah berkarakter siddiq (dipercaya).amanah (tidak khianat) tabligh (tidak menyembunyikan info yg bersifat wajib disampaikan)) dan fatonah (cerdas). Sebuah karakter aqhlaq universal yang harus dimiliki bagi siapa saja yang ingin sukses di dunia maupun di akherat dan juga syarat untuk menjadi sufi al haqiqiu. Mengapa akhlaq (taswuf) ini penting dan menjadi salah satu komoponen dari ajaran agama islam selain rukun iman dan rukun islam tadi.? Menarik untuk melihat kembali perkataan yang sudah terkenal dari imam malik ra.

Barang siapa yang bertasawuf tetapi tidak menjalankan syari’atnya maka termasuk zindiq, Sedangkan orang yang menjalankan syariat tapi tidak berperilaku tasawuf maka termasuk fasik. Barang siapa menjalankan kedua duanya berati dia sudah memahami sebuah hakekat“.

Kita akan elaborasi lagi. jika ada seseorang yang mengaku merasa dekat dengan Allah SWT, Atau ingat kepada Allah tetapi tetapi tidak menjalankan syariat seperti sholat dan lain lain, inilah dikatakan zindiq oleh imam Malik ra. tadi (Zindiq yaitu ibadah penyembah berhala). Tapi bagaimanakah jika ia menjalankan syariat seperti sholat, berpuasa dan lain lain tapi tidak bertasawuf dan bisa dikatakan fasiq? Tentu saja , bagaimana mau dikatakan ibadahnya bener jika didalam ibadah tersebut tidak terdapat keikhlasan didalamanya atau tidak terdapat ridho dengan takdirnya, ada riya’ (ingin dipuji) sum’a ( biar didengar), hasad (kedengkian) takabbur (sombong) merasa diri sudah soleh dan merasa ibadah tadi karena berkat usaha dan kemampuan diri sendiri bukan karena karunia Allah swt. Dalam tasawuf Semua tadi bisa membawa lepada kesyirikan dan kefasikan.

Sebagaimana Allah menghardik “celakalah” orang yang sholat. Yaitu orang yang sholatnya karena motif riya’ serta tidak mau memberi makan orang miskin .dengan bahasa sekarang atau jika beribadah ada modusnya.

Jadi dari sini juga janganlah heran jika kita jumpai orang orang yang kelihatannya menjalankan syariat agamanya akan tapi kelakuannya bertolak belakang dengan ajaran agama. Seperti sombong, tidak jujur. Korupsi dan lain lain Karena tidak ada tasawuf di dalamnya. Ibadahnya hanya lahiriah dan tidak melibatkan unsur bathin. Dari sinilah mengapa pentingnya bertasawuf tadi biar kita senantiasa merasa di awasi (ihsan) dan merasa deket dengan Allah (murooqbah).

Kedua ajaran tasawuf itu bersumber dari Islam dan sudah di praktekkan oleh Nabi Muhammad SAW sendiri beserta para sahabatnya. Seperti perintah untuk hidup zuhd (sederhana), banyak menahan lapar, wara’, qonaah.ikhlas.sabar.berprasangka baik kepada orang. berjihad dengan sungguh sungguh , semuanya adalah akhlaqul karimah dan para sahabat melakoninya sehingga mereka menjadi generasi yang terbaik. Sehingga dengan cepat Islam menyebar ke berbagai wilayah.

Jika tidak di bekali dengan dengan akhlaq yang luhur maka sulit diterima ajaran baru itu berubah menjadi revolusi sosial pada saat itu. Dan bagaimana dikatakan sesat jika semuanya ada dalam Alquran.

Disinilah perlunya ilmu pengetahuan (fiqh) tadi serta dibutuhkanya pembimbing karena praktek penyimpangan bisa saja terjadi jika tidak ada ilmunya dan tidak memiliki pembimbing. Akan tetapi bukan bearti tasawuf sendiri sebuah ajaran yang sesat dan bukan dari ajaran Islam atau hasil percampuran dengan agama sebelumnya.

Jika seseorang mulai menjalankan prilaku tasawuf dengan banyak melakukan perenungan.zikir. puasa uzlah kemudian merasa sensitif dengan hal hal yang ghoib kemudian teratarik dengan melakukan praktek praktek klenik . itu adalah merupakan tahap awal perjalanan yang bisa dikatakan ujian bagi pejalan, dan Bukan tujuan dari bertasawuf itu sendiri. itu hanyalah godaan bagi para salik Disinilah perlunya ilmu tasawuf yang bener serta niatan yang ikhkas .

Tepat sekali apa yang diungkap oleh Dr. Fadhil jilani mursyid Toriqoh Qodiriqh dan cicit dari sulthonul aulliya Seikh Abdul Qodir Jailani untuk agar kita bersemgat menuntut ilmu. Kata beliau

“Semua (aktivitasnya) untuk ilmu.untuk ilmu untuk ilmu”.

Karena dengan ilmulah bisa terjaga kemurnian agama dan ibadah. Dan tentu saja toriqoh terbaik toriqoh yang ada majlis ilmunya.

[Ahmad Himawan Dosen STPDN Lebak Rangkasbitung dan Direktur LAZ Ar Raudhoh Tebet Jak Sel]

Artikel ini ditulis oleh:

Eko Priyanto