KH. MUHAMMAD DANIAL NAFIS
KH. MUHAMMAD DANIAL NAFIS

Matan Hadits

عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ أَخْبِرْنِي بِعَمَلٍ يُدْخِلُنِي الجَنَّةَ وَيُبَاعِدُنِي عَنِ النَّارِ قَالَ : لَقَدْ سَأَلْتَ عَنْ عَظِيمٍ وَإِنَّهُ لَيَسِيرٌ عَلَى مَنْ يَسَّرَهُ اللَّهُ عَلَيْهِ تَعْبُدُ اللَّهَ لاَ تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا وَتُقِيمُ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِى الزَّكَاةَ وَتَصُومُ رَمَضَانَ وَتَحُجُّ الْبَيْتَ ثُمَّ قَالَ « أَلاَ أَدُلُّكَ عَلَى أَبْوَابِ الْخَيْرِ الصَّوْمُ جُنَّةٌ وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيئَةَ كَمَا يُطْفِئُ الْمَاءُ النَّارَ وَصَلاَةُ الرَّجُلِ فِي جَوْفِ اللَّيْلِ ». ثُمَّ تَلاَ : { تَتَجَافَى جُنُوْبُهُمْ عَنِ المَضَاجِعِ } { حَتَّى إِذَا بَلَغَ } { يَعْمَلُوْنَ }

ثُمَّ قَالَ « أَلاَ أُخْبِرُكَ بِرَأْسِ الأَمْرِ وَعَمُودِهِ وَذِرْوَةِ سَنَامِهِ ». قُلْتُ بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ.

قَالَ « رَأْسُ الأَمْرِ الإِسْلاَمُ وَعَمُودُهُ الصَّلاَةُ وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ الْجِهَادُ ». ثُمَّ قَالَ « أَلاَ أُخْبِرُكَ بِمَلاَكِ ذَلِكَ كُلِّهِ ». قُلْتُ بَلَى يَا رَسُوْلَ اللَّهِ قَالَ فَأَخَذَ بِلِسَانِهِ قَالَ « كُفَّ عَلَيْكَ هَذَا ». فَقُلْتُ يَا نَبِىَّ اللَّهِ وَإِنَّا لَمُؤَاخَذُونَ بِمَا نَتَكَلَّمُ بِهِ فَقَالَ « ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ فِى النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ أَوْ قاَلَ عَلَى مَنَاخِرِهِمْ إِلاَّ حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ ». رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَقَالَ : حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ

Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku berkata, ‘Wahai Rasulullah! Beritahukanlah kepadaku amal perbuatan yang dapat memasukkanku ke surga dan menjauhkanku dari neraka.’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Sungguh, engkau bertanya tentang perkara yang besar, tetapi sesungguhnya hal itu adalah mudah bagi orang yang Allah mudahkan atasnya: Engkau beribadah kepada Allah dan jangan mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun, mendirikan shalat, membayar zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, dan pergi haji ke Baitullah.’

Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Maukah engkau aku tunjukkan pintu-pintu kebaikan? Puasa adalah perisai, sedekah itu memadamkan kesalahan sebagaimana air memadamkan api, dan shalatnya seseorang di pertengahan malam.’ Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca firman Allah, ‘Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya’, sampai pada firman Allah ‘yang mereka kerjakan.’ (QS. As-Sajdah: 16-17).

Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Maukah engkau aku jelaskan tentang pokok segala perkara, tiang-tiangnya, dan puncaknya?’ Aku katakan, ‘Mau, wahai Rasulullah!’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Pokok segala perkara adalah Islam, tiang-tiangnya adalah shalat, dan puncaknya adalah jihad.’

Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Maukah kujelaskan kepadamu tentang hal yang menjaga itu semua?’ Aku menjawab, ‘Mau, wahai Rasulullah!’ Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab lalu memegang lidah beliau dan bersabda, ‘Jagalah ini (lisan)!’ Kutanyakan, ‘Wahai Nabi Allah, apakah kita akan disiksa dengan sebab perkataan kita?’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Semoga ibumu kehilanganmu! (kalimat ini maksudnya adalah untuk memperhatikan ucapan selanjutnya). Tidaklah manusia tersungkur di neraka di atas wajah atau di atas hidung mereka melainkan dengan sebab lisan mereka.’” (HR. Tirmidzi, ia mengatakan bahwa hadits ini hasan sahih).

 

Faedah, Tanbih dan Hikmah Hadits

Himmah para sahabat begitu tinggi, mereka ingin masuk surga. Itulah yang selalu jadi harapan mereka. Bukan hanya masuk surga belaka tapi juga ingin memandang Allah swt dan berkumpul bersama Rasulullah saw. Yang dimaksud masuk surga tanpa hisab adalah masuk surga tanpa mampir dulu ke neraka.

Orang yang bertanya dan memiliki cita-cita kebaikan, meskipun berat, semua terasa mudah karena taufik Allah, tapi juga harus dibarengi dengan persiapan dan niat kita yang kuat. Agama ini mudah namun bagi siapa yang Allah mudahkan untuknya. Dalam ayat disebutkan bahwa ajaran Islam itu mudah,

يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ

“Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 185)

Tidak menyekutukan Allah, maksudnya adalah ikhlas dalam beribadah kepada-Nya. Ibadah itu memiliki tiga tahap, yang pertama beribadah arep-arep pahala dan takut neraka, setelah itu naik beribadah Ingin mendapat derajat kemuliaan disisi Allah, dan tahap yang paling tinggi adalah beribadah karena malu, karena sadar dia hamba. Merasa takut kepada Allah saja sehingga setiap ibadahnya tanpa motif apapun. Jangan sampai menyembah Allah swt. dengan motif yang merusak ibadahmu.

Amalan saleh menjadi sebab masuk surga. Masuk surga ini dengan menjalankan rukun Islam yang lima. Rukun Islam ibarat modal utama dan pokok dalam perjalanan seorang hamba menuju ridho Allah swt.

Pintu kebaikan itu begitu banyak. Hadits ini menunjukkan keutamaan puasa dapat melindungi dari neraka, sedekah dapat menghapus dosa. Hadits ini juga menerangkan tentang keutamaan qiyamul lail (shalat malam), shalat secara umum, dan doa.

Jagalah dirimu dengan perisai puasa-puasa sunnah. Puasa Syawal, ayyamul bidh, dan puasa sunnah lainnya. Yang mana puasa-puasa sunnah itu menjadi wajib bagi ahli thariqah. Karena berthariqah itu artinya harus siap ihyaa’us sunnah (menghidupkan sunnah). Dan ingat, puasanya ahlu thariqah Bukan hanya menahan makan minum tapi juga menahan semua anggota tubuh dan batin dari setiap perbuatan yang tidak diridhoi Allah.

Shodaqoh dapat menghapus dari dosa-dosa (kecil) yang pernah kita lakukan, sedangkan dosa besar harus dibersihkan dengan taubatan nasuha. Dosa itu sifatnya panas seperti api, dan api hanya bisa dipadamkan dengan air.

Seseorang yang senang dan sering shodaqoh sirri (secara rahasia) akan banyak orang yang mendoakannya, akan dijaga dari mati mendadak dan juga diberikan husnul khotimah.

Mendoakan saudara sesama muslim mukmin 70x sehari juga bisa mengurangi dan menggungurkan dosa-dosa. Dan setiap kebaikan yang kita lakukan dapat menghapus dosa-dosa kita di masalalu sebagaimana dijelaskan dalam hadits sebelumnya. Kalau kita melakukan kebaikan, Allah akan membalasnya dengan yang jauh lebih baik. Jadi jangan pernah menunda dan menahan-nahan kebaikan.

Ketika kita bisa bangun malam, yakinilah bahwa Allah ingin mengundang kita dalam perjamuan-Nya yang khusus dan lebih intim disaat banyak orang tertidur lelap. Laksanakan shalat tahajud meskipun hanya dua rakaat. Namun lebih banyak lebih baik tapi tentunya hal ini perlu dilatih bertahap. Betapa besar kemuliaan orang yang bangun malam untuk bertahajud sehingga dalam hadits ini Rasulullah saw. Membacakan ayat tentang keutamaannya,

تَتَجَافَىٰ جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ

فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa apa rezeki yang Kami berikan. Tak seorang pun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan.” (QS. As-Sajdah: 16-17)

Ketika Berdoa untuk suatu hajat, janganlah berdoa seolah-olah Allah belum tau dengan hajat kita. Meskipun kita berdoa “Ya Allah lindungi aku dari lilitan hutang” misalnya, dalam diri kita harus yakin bahwa Allah swt. tahu hal itu. Dan sebagai hamba, kita harus tetap meminta pada Allah swt, dan tetap yakin bahwa Allah sudah menyiapkan yang terbaik untuk kita. Sudah merupakan sifat kehambaan, bahwa hamba harus selalu minta kepada tuannnya. Dan Allah adalah sebaik-baiknya Maulaa (Tuan) kita. Allah swt memerintahkan kita untuk berdoa dan meminta dalam firman-Nya,

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

Dan Rabbmu berfirman:“Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Ku-perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari beribadah kepada-Ku (berdo’a kepada-Ku) akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina [Al-Mu’min/Ghafir/40: 60].

Allah memerintahkan kita meminta artinya bukan Allah tidak tau masalahmu, mustahil Allah tidak tahu segala hal mengenai makhluk-Nya. Berbeda jika kita minta tolong kepada sesama, ketika pinjam uang ke seorang teman misalnya, kalau kita tidak ngomong ke teman kita itu maka dia tidak akan tahu permasalahan kita. Sedangkan Allah Maha Tahu dan senang kalau kita berdoa, merintih dan munajat kepada-Nya. Dan Allah tidak senang terhadap orang-orang yang menyombongkan diri tak pernah berdoa kepada-Nya.

Jangan takut untuk berjihad, tapi Jihad harus sesuai syariat. Jihad adalah bersungguh-sungguh berjuang di jalan Allah. Sedangkan syahid adalah persaksian. Dalam perang siffin, sayidina muhammad bin ali ra. maju bertempur perang sampai tiga kali. Pulang dalam keadaan menangis karena tidak syahid, masih hidup. Jihad fi sabilillah adalah dengan menegakkan diinul islam, bukan jihad sembrono yang menjadikan kemudharatan.

Adapun mengenai pentingnya menjaga lisan, dalam hadits lain Rasulullah saw bersabda,

أَكْثَرُ خَطَايَا إِبْنِ آدَمَ فِي لِسَانِهِ

“kebanyakan kesalahan anak Adam ialah pada lidahnya.” (HR. Thabrani)

Kebanyakan kesalahan manusia dikarenakan mulutnya, menyebarkan fitnah, adu domba, menyakiti perasaan orang lain dan sebagainya, tapi persahabatan, kebaikan, kasih sayang dan nasihat juga tidak terlepas dari peran lisan. Maka jagalah lisan jangan sampai mengucapkan perkataan yang tidak ada manfaatnya.

Pokok segala perkara (ra’sul amri) bukan iman, tapi islam. Islam disini maksudnya syahadatain (dua kalimat syahadat), Ibadah barulah dianggap ibadah jika dibangun di atas dua kalimat syahadat dan keduanya saling berkaitan. Amal barulah diterima jika ikhlas karena Allah dan sesuai dengan syariat Rasulullah saw. Dan ini merupakan perkara dhohir yang terlihat. Seseorang harus Taslim, masuk islam. Kamu tidak bisa masuk surga dan menggapai ridha Allah swt. kecuali dengan melewati pintunya ra’sul amri (islam) tadi, yaitu syahadatain. Menjaga tiang-tiangnya yakni mendirikan sholat. Dan mencapai puncaknya dengan menegakkan jihad fi sabilillah.

Rasulullah saw dalam hadits ini juga menganjurkan kita untuk banyak shodaqoh sirri, qiyamul lail dan puasa. Dan ujungnya adalah menjaga lisan ! jangan sampai keburukan lisan kita merontokkan amal ibadah. Karena, mungkin dengan dosa lisan kita saja sudah dapat menyeret kita kedalam neraka. Na’udzubillaah

Kita tidak akan sampai kepada allah jika hanya mengandalkan kewajiban, harus menjalankan sunnah. Shodaqoh, qiyamul lail, puasa. Dengan ra’sul amri (keislaman) sebagai tiketnya. Dan kita tidaklah dapat melakukan semua itu kecuali dengan berpasrah pada Allah, dengan sholat (mendawamkan doa) dan jihad (bersungguh-sungguh berjuang).

Seseorang yang Jihad fi sabilillah akan mendapatkan syahid dan menjadi syuhada. sedangkan Jihadun nafs (jihad melawan hawa nafsu) akan mendapatkan musyahadah, persaksian. diberi kemampuan melihat Allah swt dengan mata batin.

Wallahu A’lam bisshawaab

RESUME KAJIAN DHUHA KITAB ARBAIN NAWAWI BERSAMA KH. MUHAMMAD DANIAL NAFIS Hafizhahullah
(Via zoom Cloud Meeting 05. 30- 07.00 WIB Senin-Selasa 11-12 Ramadhan 1441 / 4-5 Mei 2020)

Artikel ini ditulis oleh:

As'ad Syamsul Abidin