Jakarta, Aktual.co — Pemberontak Sudan mengaku telah melakukan serangan di Kordofan Selatan, untuk mengganggu pemilihan umum nasional yang akan diselenggarakan bulan depan.
Namun demikian militer setempat mengklaim telah menggagalkan serangan yang dilakukan pemberontak Sudan.
“Tentara Pembebasan Rakyat Sudan-Utara melancarkan operasi kilat terhadap garnisun di kota-kota Kalogi, Tusi dan Rahmaniya di selatan dan timur wilayah itu, Kamis (11/3),” kata juru bicara Arnu Lodi dalam sebuah pernyataan.
Tujuan serangan itu adalah untuk mengintegrasikan untuk bekerja sama menghentikan pemilihan umum yang dijadwalkan pada April mendatang.
Presiden Omar al-Bashir telah memerangi pemberontakan di Kordofan Selatan dan Nil Biru sejak tahun 2011, ketika SPLA-N melakukan pemberontakan karena merasa terpinggirkan oleh pemerintah yang didominasi Arab.
Tapi tentara mengatakan telah memukul mundur serangan itu dan menimbulkan kerugian besar pada pasukan pemberontak.
“Sisa-sisa pemberontak SPLA-N kehilangan banyak pejuang dan sejumlah besar peralatan mereka serta kendaraan yang mereka gunakan dalam serangan ini yang mampu diatasi oleh angkatan bersenjata,” kata juru bicara Kolonel Al-Sawarmy Khaled Saad kepada kantor berita SUNA, Kamis.
Baik tentara maupun pemberontak tidak memberikan penjelasan lebih lanjut.
Ini adalah untuk pertama kalinya SLPA-N telah mengumumkan operasi terbuka yang bertujuan untuk menggagalkan pemilihan umum legislatif dan presiden yang dijadwalkan 13 April.
Sayap politik kelompok itu menandatangani perjanjian Seruan Sudan yang bertujuan mempertemukan oposisi di Addis Ababa pada bulan Desember, bersama dengan partai-partai politik, organisasi masyarakat sipil dan kelompok bersenjata lainnya.
Beberapa kelompok-kelompok ini telah melakukan seruan pada Bashir untuk mundur, yang disebut “Pergi”. Penandatangan lainnya tidak segera mengomentari serangan itu.
Bashir, 71, merebut kekuasaan dalam kudeta 1989 dan dicari oleh Pengadilan Kriminal Internasional atas tuduhan kejahatan perang dalam perang yang mengoyak wilayah barat Darfur.
Dia secara luas diharapkan untuk memenangkan pemilihan umum kembali, saat oposisi utama memboikot pemilihan umum.
Pekan lalu, Bashir menggelar aksi di ibu kota Kordofan Selatan, Kadugli, dan bersumpah untuk membawa perdamaian baik melalui perundingan atau kemenangan militer. Pasukannya telah melakukan operasi di daerah itu sejak November.
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu

















