Jakarta, Aktual.com – Direktur Standardisasi Materi dan Metode Aparatur, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Aris Heru Utomo menyebutkan para blogger bisa membumikan Pancasila ke masyarakat.
Aris Heru Utomo dalam rilisnya di Jakarta, Senin(26/10), mengatakan dalam upaya menjaga kedaulatan negara di era digital, para blogger harus lebih banyak menebarkan konten positif dan tidak memecah belah guna memperkokoh persatuan dan kesatuan di antara masyarakat bangsa.
“Banyak sekali hal positif yang dapat diunggah blogger di media sosial, meski kerap muncul perbedaan pendapat. Blogger bisa membumikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat melalui tulisan-tulisannya di blog,” kata dia.
Di tengah ramainya informasi atau berita hoaks, tulisan seorang blogger yang kompeten dan kredibel bisa menjadi alternatif informasi yang dapat diandalkan karena ditulis berdasarkan data yang sudah dicek dan ricek kebenarannya sebelum diunggah.
Dibandingkan masa-masa 10-13 tahun lalu, menurut dia perkembangan dunia blogging di Indonesia memang tidak menunjukkan peningkatan berarti dibandingkan penggunaan aplikasi medsos lain seperti Youtube, Instagram dan Tiktok.
“Namun seorang blogger yang loyal, dan di Indonesia saya yakin masih banyak jumlahnya, akan terus menulis dan mengunggah informasi yang benar serta menghindari berita-berita hoaks dan pada saat bersamaan tetap merawat jejaring sosial dan pertemanan dengan baik,” pesan Aris
Blogger yang baik katanya akan kembali ke khittahnya menulis lewat blog yaitu berbagi inspirasi lewat tulisan. Bukankah lanjut Aris semua hal tersebut sama saja dengan mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat.
“Menjaga dan mendorong persatuan dan kesatuan bangsa lewat tulisan-tulisan informatif dan inspiratif bagi pembacanya dan berisikan pesan perdamaian dan menjauhi sikap permusuhan,” kata Aris Heru Utomo.
Pada 27 Oktober, menurut Aris di Indonesia selalu diperingati sebagai Hari blogger Nasional. Hari Blogger Nasional pertama kali dicanangkan Menteri Komunikasi dan Informatika RI, Muhammad Nuh, pada 27 Oktober 2007 lalu.(Antara)
Artikel ini ditulis oleh:
Warto'i