Jakarta, Aktual.com – Salah satu ciri daripada orang yang beriman kepada Allah SWT adalah bersyukur ketika mendapatkan nikmat. Sedangkan orang yang tidak mensyukuri nikmat Allah biasa disebut kufur nikmat.

Seseorang yang tidak pernah mensyukuri akan nikmat Allah SWT akan mendapatkan azab yang pedih, sebagaimana Allah berfirman:

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (QS. Ibrahim: 7)

Imam Ghazali menyebutkan ada beberapa faktor seseorang itu mengkufuri nikmat-nikmat yang diberikan oleh Allah SWT. Beliau menyebutkan bahwa ketidaktahuan dan kelalaian termasuk kepada faktor yang menyebabkan seseorang tersebut kufur.

اعلم أنه لم يقصر بالخلق عن شكر النعمة إلا الجهل والغفلة فإنهم منعوا بالجهل والغفلة عن معرفة النعم ولا يتصور شكر النعمة إلا بعد معرفتها

“Perlu diketahui, tidak ada hal yang membuat manusia lalai untuk bersyukur atas nikmat kecuali ketidaktahuan dan kelalaian. Sebagian manusia tercegah untuk menyadari nikmat karena ketidaktahuan dan kelalaian. Syukur atas nikmat Allah juga tidak dapat dibayangkan kecuali setelah menyadari nikmat tersebut,”

Akan tetapi, jika orang tersebut sudah mengetahui bahwa apa yang ia dapatkan  merupakan nikmat, dan nikmat yang ia dapatkan hanya disyukuri dengan mengucap “Alhamdulillah” tanpa pernah tau untuk apa nikmat itu diberikan kepada dirinya dan ia masih enggan untuk bersyukur kepada Allah SWT. Maka menurut Imam Ghazali ada beberapa faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi, yaitu:

Pertama, Tidak tahu bahwa kesehatan, kesempatan, masa muda, dan nikmat-nikmat kecil lainnya adalah nikmat.

Kedua, Tidak mengerti esensi serta hakikat dari nikmat

Ketiga, Syahwat dalam dirinya mendominasi

Keempat, Setan melingkupi dirinya

Maka dalam hal itu, Imam Ghazali berkata bahwa tidak ada yang dapat menghalangi seseorang bersyukur kepada Tuhannya kecuali dalam dirinya telah didominasi oleh syahwat dan setan.

فلا يمنع من الشكر بعد حصول هاتين المعرفتين إلا غلبة الشهوة واستيلاء الشيطان

“Tetapi tidak ada yang menghalangi orang untuk bersyukur setelah mengerti keduanya kecuali dominasi pengaruh syahwat dan kuasa setan,”

Oleh karena itu, Allah SWT senantiasa mengingatkan kita untuk mengingat nikmat-nikmat yang diberikan oleh-Nya. Cara mengingat nikmat-nikmat tersebut adalah dengan senantiasa melanggengkan dzikir kepada-Nya. Allah SWT berfirman:

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ

“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku,” (QS. Al-Baqarah: 152)

Waallahu a’lam

(Rizky Zulkarnain)

Artikel ini ditulis oleh:

Arie Saputra