Jakarta, Aktual.co — Kementerian Luar Negeri Mesir mengungkapkan bahwa, lebih dari 25.000 warga negara tersebut, meninggalkan Libya dan kembali ke Tanah Airnya, sejak kelompok bersenjata Negara Islam (IS) menyiarkan video pemenggalan 21 pemeluk Kristen Koptik asal Mesir pada awal Februari.
Dikutp dari AFP, Jumat (27/2), dari jumlah tersebut, Kementerian Luar Negeri Mesir mencatat 21.407 warga Mesir kembali ke kampung halaman melalui perbatasan Sallum dan 4.122 warga lain kembali dengan menggunakan penerbangan pemerintah dari Tunisia.
Mesir menyerang kelompok keras di Libya itu sejak 16 Februari sebagai balasan atas pemenggalan 21 warga Mesir penganut Kristen Koptik tersebut dan mendesak warganya di luar negeri kembali demi keselamatan.
Tidak ada data resmi tentang jumlah warga Mesir di Libya, namun diperkirakan ratusan ribu orang.
Sebelum kelompok dukungan NATO itu memberontak dan membunuh pemimpin Moamar Khadafi pada 2011, ada sekitar 1,5 juta warga negara Mesir bekerja di negara kaya minyak tersebut, mayoritas di bidang konstruksi dan jasa.
Namun, ratusan ribu WN Mesir meninggalkan Libya di tahun-tahun pertumpahan darah tersebut dan semakin banyak seiring gejolak yang melanda sejak saat itu.
Libya hingga terus bertempur dengan milisi oposisi, yang berusaha mengendalikan kota serta minyak.
Libya memiliki dua pemerintahan yang saling bertentangan, yaitu pemerintahan yang diakui dunia internasional yang berkuasa di wilayah timur negera tersebut dan kubu pemerintah di Ibu Kota Tripoli, yang berafiliasi ke kubu ekstremis Islam.
Artikel ini ditulis oleh:

















