KH. Abul Fadhol Senori atau yang akrab disapa Mbah Fadhol

Jakarta, aktual.com – Kaum Muslimin yang ada di Indonesia ini haruslah berbangga dengan banyaknya ulama-ulama besar yang tidak kalah hebat dengan ulama-ulama yang berasal dari Timur Tengah. Kita bisa melihat sosok Syekh Nawawi al-Bantani yang menjadi ulama Hijaz pada masanya dan masih banyak lagi.

Pada kesempatan kali ini, kita akan mengenal sosok ulama yang bersahaja yaitu KH. Abul Fadhol Senori.

Beliau merupakan seorang kyai yang lahir di Sedan, Rembang Jawa Tengah pada 1921. Sebutan Senori ini beliau gunakan karena tinggal di kota Senori, Tuban Jawa Timur.

Beliau lahir dari keluarga ulama juga orang tua beliau yaitu KH. Abdusy Syakur dan Nyai Sumiah, memiliki kakak kandung bernama KH. Abul Khoir.

Kyai Abul Fadhol memiliki kecerdasan di atas rata-rata anak seusianya. Beliau banyak belajar kitab-kitab alat kepada sang Ayah, Kyai Abdusy Syakur. Pada usia 11 tahun Kyai Abul Fadhol telah mengkhatamkan alfiyyah ibn Malik, sedangkan pada usia 18 tahun beliau telah mengkhatamkan hafalan Al-Qur’an, tidak butuh waktu lama dalam menghafal Al-Qur’an, beliau hanya butuh waktu 3 bulan lamanya saat menghafal Al-Qur’an.

Selain itu, beliau seorang ulama yang terkenal kezuhudannya, saat menikah beliau memberikan nafkah keluarganya dalam tiap hari tetapi tidak sekaligus melainkan dengan 3 waktu yaitu pagi, siang dan sore. Beliau bekerja serabutan mulai dari menjadi penjahit, berjualan benang dan kain, menjadi tukang reparasi sepeda ontel atau motor menjadi bos becak dan lain-lain.

Menariknya setiap kali usahanya terlihat berkembang, beliau segera menutupnya dan mengganti atau memulai usaha baru yang lain.

Beliau merupakan salah satu ulama yang produktif, walaupun tidak pernah mengenyam pendidikan di Timur Tengah secara langsung akan tetapi beliau mengarang banyak kitab berbahasa Arab yaitu Ahlal Masamarah fi Hikayat al-auliya’ al-asyrah, al-kawakib al-lamma’ah, kifayah thullah fi qawaid al-fiqhiyah dan lain-lain.

Beliau wafat pada tahun 1991 dan dimakamkan di Senori, Tuban.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain