Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher

Jakarta, Aktual.com – Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher  meminta pemerintah melakukan langkah antisipatif yang jelas dalam menghadapi ancaman varian Omicron, bukan sekedar keluarkan himbauan lansia jangan keluar rumah.

“Pandemi telah memasuki tahun ketiga, pemerintah seharusnya telah memiliki pola penanganan dan langkah antisipatif yang jelas  dalam menghadapi  setiap perkembangan baru, termasuk ancaman Omicron yang lebih mudah tingkat penularannya,” ujar Netty dalam  keteranganya Senin (07/02).

Menurut Wakil Ketua FPKS DPR RI ini, saat ini masyarakat membutuhkan  bahasa positif yang menunjukkan kesiapan pemerintah dalam mengantisipasi tantangan puncak  gelombang ketiga Covid-19.

“Sosialisasi dan informasi  tentang peningkatan infrastruktur kesehatan, ketersediaan ranjang rawat, ruang ICU, kecukupan alat dan bahan medis, serta   percepatan pencapaian target  vaksinasi tentu lebih menenangkan daripada info larangan lansia keluar rumah,” katanya.

Sebab, kata  Netty, sejak awal pandemi, tinggal di rumah saja, apalagi untuk lansia dengan penyakit penyerta adalah hal yang sudah dipahami. “Tentunya kita tidak ingin masyarakat berpresepsi ada ancaman kondisi buruk di balik himbauan tersebut,” lanjut Netty.

Oleh sebab itu, Netty meminta pemerintah agar menjelaskan  percepatan target vaksinasi untuk lansia dan anak-anak di bawah 12 tahun; termasuk capaian target vaksinasi di daerah yang masih belum memenuhi minimal 70% target dosis lengkap.

“Prediksi pemerintah tentang puncak gelombang ketiga harus  sudah diikuti dengan kesiapsiagaan rumah sakit dan segala infrastruktur penunjangnya.  Bagaimana langkah antisipasi dalam menghadapi  kondisi terburuk? Bagaimana kesiapan obat-obatan, ranjang rawat, tenaga medis?  Hal inilah  yang perlu dijelaskan pada masyarakat secara terbuka,” ujar Netty.

Hal lain yang perlu disampaikan pada masyarakat, lanjut Netty, adalah kesiapan dukungan obat-obatan, suplemen dan telemedicine untuk yang pasien isoman.

“Belajar dari pengalaman menghadapi gelombang serangan varian Delta, pemerintah harus lebih sigap dan siap dalam segala sisi,” katanya.

Terakhir, Netty kembali meminta pemerintah dan para pejabatnya menjadi contoh yang baik dalam penegakan disiplin prokes. “Jangan sampai masyarakat diminta diam di rumah, sementara kunjungan kerja pemerintah yang berpotensi menimbulkan  kerumunan massa, seperti di Danau Toba,  terus dilakukan.

Artikel ini ditulis oleh:

Arie Saputra