Jakarta, Aktual.com – Rois Idaroh Wustho JATMAN DKI Jakarta KH. Hamdan Rasyid, menjelaskan pentingnya pengurus Idaroh Syu’biyah JATMAN untuk ambil peran menjelaskan kepada masyarakat tentang apa itu tarekat yang patut diikuti.
“Yaitu diantaranya tarekat para masyayikh yang sudah ternama sejak dahulu dan telah dipastikan memiliki sanad yang bersambung sampai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.” kata Kiai Hamdan dalam acara bertajuk Konsolidasi JATMAN DKI Jakarta dalam Melindungi Umat dari Ajaran/Tarekat Sesat, Ahad (10/4) di Majelis Dzikir Al-Mardhiyah, Idarah Syu’biyah JATMAN, Jl Palmerah Barat, Jakarta Barat.
“Inilah tarekat-tarekat yang mu’tabar, yang telah divalidasi keabsahan sanadnya berikut keabsahan ajarannya.” ungkap Kiai Hamdan.
Kiai Hamdan juga menegaskan agar berhati-hati dengan ajaran-ajaran yang diselubungkan ke dalam nama-nama tarekat padahal sebenarnya adalah ajaran kebathinan dan klenik perdukunan yang menyesatkan, yang salah satu gambarannya adalah meninggalkan sebagian syari’at Islam.
“Tentunya tarekat yang bertentangan dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah serta ajaran ahlus sunnah wal jama’ah harus kita tolak, beri pengertian pada masyarakat agar jangan diikuti.” jelas Kiai Hamdan.
Pernyataan tersebut diungkapkan Kiai Hamdan sebagai jawaban atas pertanyaan salah satu hadirin terkait viralnya ajaran tarekat dari seorang penceramah muda dan gurunya yang mengaku sebagai Al-Mahdi dan ajaran-ajaran menyimpang lainnya yang dianggap meresahkan masyarakat.
Selain itu, Wakil Rois Tsalits Idaroh Wustho JATMAN DKI Jakarta Ustadz H. Fery Rahmawan menambahkan, cara untuk mengetahui apakah suatu tarekat mu’tabaroh atau tidak, selain ajarannya harus sesuai dengan Al-Qur’an dan As-sunnah juga perlu diteliti sanad dan literatur tasawuf yang digunakan.
“Pertama, dilihat apakah ajarannya bertentangan dengan syariat. Kemudian terkait sanad dan buku-buku dars (ajaran) untuk kemudian dapat dirujuk kembali keabsahan dari tarekat tersebut. Dan tentu yang memverifikasi hal ini adalah para ulama sepuh NU.” kata Ustadz Ferry.
Ustadz Ferry juga mengungkapkan bahwa Idaroh Wustho JATMAN DKI Jakarta beberapa bulan terakhir telah menghadiri beberapa pertemuan seperti Bahtsul Masail Thoriqiyah dan Muktamar yang diselenggarakan Idaroh ‘Aliyah yang pertama di Madura dan yang kedua di Bengkulu.
“Kami telah menyampaikan kepada Idaroh Aliyah terkait acuan thoriqoh mana yang mu’tabaroh dan mana yang tidak dan bagaimana kita menyikapinya. Namun sampai saat ini belum ada jawaban. Itu barangkali yang menjadi permasalahan kita saat ini sehingga kita hanya bisa memverifikasi tanpa bisa menyikapi jika ada tarekat yang menyimpang” ungkap Ustadz Ferry.
Artikel ini ditulis oleh:
As'ad Syamsul Abidin