Washington, aktual.com – Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh mengatakan pada Rabu (11/5) bahwa Hanoi tertarik untuk membantu Amerika Serikat mewujudkan tujuan kerangka ekonomi yang diusulkan untuk Indo-Pasifik, tapi membutuhkan waktu untuk mempelajari rinciannya.

Chinh, yang berada di Washington untuk pertemuan puncak dua hari antara Presiden Joe Biden dan para pemimpin Perhimpunan Negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN) mulai Kamis, mengatakan dia telah berdiskusi tentang Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik (IPEF) Biden dengan para pejabat AS sebelumnya pada Rabu (11/5).

“Kami ingin bekerja sama dengan AS untuk mewujudkan empat pilar inisiatif itu,” katanya dalam sesi tanya jawab setelah menyampaikan pidato di Pusat Studi Strategis dan Internasional Washington.

Dia mengatakan pilar-pilar itu adalah stabilitas rantai pasokan, ekonomi digital, perang melawan perubahan iklim dan yang keempat terkait dengan tenaga kerja, pajak, dan pemberantasan korupsi.

“Ini sangat penting bagi AS, bagi Vietnam dan negara-negara lain,” katanya, berbicara melalui penerjemah.

Namun, Chinh mengatakan “elemen konkret” dari inisiatif tersebut belum diklarifikasi.

“Kami siap untuk berdiskusi dengan AS untuk mengklarifikasi apa yang akan terjadi pada keempat pilar ini dan ketika itu diklarifikasi, kami akan memiliki bahan untuk didiskusikan,” tambahnya.

“Kami membutuhkan lebih banyak waktu untuk mempelajari inisiatif ini dan melihat apa yang diperlukan.”

Negara-negara Asia telah frustrasi oleh keterlambatan AS dalam merinci rencana untuk keterlibatan ekonomi dengan kawasan itu sejak mantan Presiden Donald Trump keluar dari pakta perdagangan regional pada 2017, yang meninggalkan kawasan itu terbuka untuk pesaing AS, China.

Pada pertemuan puncak virtual dengan ASEAN Oktober lalu, Biden mengatakan Washington akan memulai pembicaraan tentang pengembangan IPEF, yang bertujuan untuk menetapkan standar regional kerja sama, tetapi para diplomat mengatakan IPEF kemungkinan hanya akan dibahas sedikit minggu ini.

Duta Besar Jepang untuk Washington mengatakan minggu ini IPEF kemungkinan akan diluncurkan secara resmi ketika Biden mengunjungi Jepang akhir bulan ini, tetapi rinciannya masih dalam pembahasan.

Analis dan diplomat mengatakan hanya dua dari 10 negara ASEAN – Singapura dan Filipina – diperkirakan menjadi salah satu kelompok negara pertama yang mendaftar untuk negosiasi di bawah IPEF, yang saat ini tidak menawarkan akses pasar yang diperluas yang diinginkan negara-negara Asia mengingat perhatian Biden terhadap lapangan pekerjaan Amerika Serikat.

Chinh memuji berkembangnya hubungan Hanoi dengan Amerika Serikat dalam beberapa dekade terakhir dan lonjakan perdagangan bilateral menjadi hampir 112 miliar dolar (Rp1,63 kuadriliun) per tahun, meskipun ia mengatakan kedua pihak harus lebih memajukan kerja sama untuk menangani warisan permusuhan mereka dalam Perang Vietnam.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Rizky Zulkarnain