Jakarta, Aktual.co —  Inflasi di Inggris mengalami penurunan terendah sejak dua dekade terakhir. Hal tersebut disampaikan oleh Gubernur Bank Inggris, Mark Caney.

“Inflasi di Inggris untuk sementara bisa berubah negatif pada musim semi ini karena penurunan harga minyak,” ujar Caney seperti dilansir BBCBusiness, Jumat (13/2).

Dalam laporan inflasi tersebut, Carney menambahkan bahwa  kemungkinan besar harga akan pulih pada pergantian tahun. Menurutnya, hal tersebut bukan berarti perekonomian Inggris memasuki deflasi.

Namun, lanjut dia, jika inflasi tetap rendah, Bank akan memangkas suku bunga acuannya.

Inflasi saat ini berada di level 0,5 persen. Angka tersebut jauh di bawah target Bank sebesar 2 persen. Kemudian, Caney diminta untuk menjelaskan situasi tersebut kepada George Osborn melalui surat.

Dalam surat tersebut, dia mengatakan bahwa,  “Inggris tidak mengalami deflas dan yang paling penting alasan satu-satunya untuk inflasi di bawah target selama tahun lalu adalah harga energi yang tajam dan tidak terduga.”

“Dengan asumsi bahwa harga energi dan pangan stabil, Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami penurunan sebelumnya,” tulisnya.

Untuk tahun ini dan berikutnya, Bank Inggris melihat pertumbuhan ekonomi dari 2,9 persen, pada. 2016 diprediksikan mengalami peningkatan menjadi 2,6 persen.

Upah minimum diperkirakan akan naik sebesar 3,5 persen tahun ini, naik 1,75 persen dari tahun 2014.

Artikel ini ditulis oleh: