Jakarta, Aktual.com – Ketua Kopri PC PMII Jakarta Timur, Siti Noviyati merasa geram adanya peristiwa pemerkosaan terhadap karyawan honorer di lingkungan Kementerian Koperasi dan UKM yang terjadi pada akhir 2019 silam.
Siti juga merasa kecewa dengan kebijakan di linkungan Kemenkop-UKM dengan masih membiarkan pelaku berkarir dan justru diberikan fasilitas beasiswa.
“Kenapa kok bisa gitu pelaku malah diberikan kesempatan untuk melanjutkan karirnya sebagai PNS dan diberikan beasiswa di Universitas ternama sementara dia harus menjalankan kehidupan yang penuh dengan depresi dengan luka yang dalam,” ungkap Siti pada Dialog Aktual.com, Rabu (19/10).
Baca Juga: Keluarga Korban Ceritakan Kronologis Kasus Perkosaan di Kemenkop UKM
Aktivis perempuan ini juga menjelaskan, seringkali kebanyakan perempuan ketika memiliki masalah apapun kita selalu malu untuk mengungkapkan apalagi kasus kesusilaan macam ini.
Dia juga melihat bahwa kita seringkali permisif dan gampang lupa terhadap kasus-kasus semacam ini. Padahal perempuan sebagai korbannya sangat lama menyembuhkan luka trauma dalam hidupnya.
Dalam penyusurannya terhadap kasus ini, Dia menemukan bahwa pemberitaan kasus ini justru sudah dihapus dengan dalih pemulihan korban.
“Saya mencari berita ini salah satu situs yang menuliskan bahwa beritanya dihapus Karena untuk pemulihan korban,” ungkapnya terheran.
Dia merasa ragu dengan dihapusnya pemberitaan tersebut, apakah betul dihapusnya pemberitaan tersebut benar dengan alasan pemulihan korban atau justru ini adalah upaya untuk menutup-nutupi kejadian.
Baca Juga: Kasus Perkosaan di Kemenkop-UKM, JPHPKKS: Biadab, Polisi Harus Bongkar Semuanya
“Nah ini kan jadi perhatian kita apakah berita ini dihapus dengan alasan pemulihan korban atau justru untuk menutupi” pungkasnya.
Dalam kesempatan tersebut dia juga mengungkapkan keherannya dengan kejadian ini, lingkungan kerja yang harusnya memberikan rasa aman dan nyaman justru menjadi lingkungan yang membahayakan terutama bagi perempuan.
“Berarti lingkungan kerja kita di lingkungan pemerintah itu tidak aman,” tegasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Nurman Abdul Rahman