Jakarta, Aktual.com – Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency atau NFA Arief Prasetyo memastikan stok dan harga beras di Pasar Induk Beras Cipinang atau PIBC aman dan terkendali untuk mengendalikan inflasi pangan.
Arief mengatakan, pengendalian stok dan harga beras menjadi salah satu fokus NFA saat ini karena terpengaruh oleh tingginya konsumsi, kenaikan biaya produksi dan distribusi.
Sehinga perlu dilakukan aksi-aksi intervensi guna menstabilkan kembali harga komoditas pokok beras dengan cara menyalurkan beras medium dengan harga Rp8.900 per kg melalui Perum Bulog.
“Seperti kita ketahui berdasarkan data BPS, pada Oktober lalu komoditas beras turut memberikan andil terhadap inflasi sebesar 0,03 persen. Ini yang terus kita pantau dan kendalikan agar harga beras di tingkat konsumen tidak berada di atas harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditetapkan pemerintah yaitu Rp9.450 per kg,” kata Arief, Senin (7/11).
Menurut Arief, salah satu langkah konkret yang dilakukan NFA bersama kementerian/lembaga, BUMN, dan pemangku kepentingan pangan lainnya adalah dengan melakukan operasi pasar melalui program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) yang dilaksanakan Bulog melalui penyaluran Beras Medium seharga Rp 8.900 per kg ke PIBC, Jakarta. Dalam kegiatan ini Bulog turut menggandeng BUMD Pangan DKI Jakarta Food Station.
“Untuk itu, hari ini kami mengajak Kemendag, Kementan, Satgas Pangan, Pemprov DKI Jakarta, BUMN, BUMD, dan Asosiasi guna bersama-sama memantau dan memastikan pelaksanaan KPSH di PIBC berjalan dan tersosialisasi dengan baik kepada seluruh pedagang dan konsumen,” katanya.
Menurutnya, gerakan stabilisasi stok dan harga beras ini difokuskan di PIBC karena Pasar Induk Cipinang merupakan barometer ketersediaan dan stabilisasi harga beras nasional.
“Di PIBC sendiri ada permintaan sekitar 3.000 ton per minggu bahkan bisa lebih, ini harus kita siapkan karena Jakarta berkontribusi 27 persen terhadap nasional,” katanya.
Arief memastikan NFA melalui program KPSH Bulog akan terus menjaga suplai beras dengan harga di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET) tersedia sehingga mampu memenuhi permintaan pasar.
“Langkah ini akan terus dilakukan untuk memastikan harga beras kembali stabil. Sebagai tahap awal Bulog akan menyediakan 2.000 ton beras untuk disuplai ke PIBC. Secara paralel kita akan mobilisasi stok dari Sulawesi Selatan sekitar 6.000 ton dan dari NTB 9.800 ton, kemudian dari Bulog di sekitar DKI Jakarta sebanyak 14.000 ton, jadi Jakarta akan kelebihan stok,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu